Share

"WikiLeaks Lebay"

Muhammad Saifullah , Okezone · Jum'at 26 Agustus 2011 07:00 WIB
https: img.okezone.com content 2011 08 26 339 496478 HmEMCTgqsM.jpg Ilustrasi (Foto: Dok Okezone)
A A A

JAKARTA - Situs WikiLeaks kembali membuat heboh. Kali ini mereka merilis bocoran kawat diplomatik AS di Indonesia yang menyebutkan sejumlah menteri bisa dijadikan sekutu utama bagi negeri Paman Sam itu.

Dalam kaitan ini, Wakil Rektor President University AS Hikam menyebut WikiLeaks terlalu berlebihan alias lebay.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Ucapan selamat Hillary (Menlu AS) sah-sah saja. Hal itu tidak bisa dijadikan landasan bahwa AS sudah menguasai Indonesia lewat Menlunya. Bahwa AS merasa lebih plong jika Marty jadi Menlu RI, hal itu karena dia sudah pernah bertugas di PBB dan track record-nya baik. WikiLeaks lebay saja,” ungkapnya kepada okezone di Jakarta, Jumat (26/8/2011).

Salah satu menteri KIB jilid II yang dituding menjadi sekutu AS adalah Menlu Marty Natalegawa. Selain Marty, WikiLeaks juga menyebut sejumlah nama lain. Yaitu mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa, Menkes Endang Rahayu Sedyaningish, Menteri Lingkungan Hidup Gusti M Hatta, serta Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Sebagian dari nama-nama di atas telah membantah tudingan tersebut. “Kalau kita tidak menanggapi secara kritis dan paham masalah, maka itu bisa dipelintir menjadi hal-hal negatif buat kita,” ungkap Hikam.

Menurut Hikam, tudingan-tudingan di atas hanya penafsiran sepihak pengelola WikiLeaks atas laporan-laporan Kedubes AS di Indonesia ke Washington. “Karena itu, publik harus dijelaskan bahwa tidak ada persoalan apa-apa,” ujarnya.

Bahkan dari preseden ini harus dicari sisi positifnya, bahwa Indonesia mempunyai tokoh-tokoh yang dikenal masyarakat Internasional. “Saya sendiri bukan fans Marty, saya paling sering kritik beliau, tapi dalam hal ini kita harus fair,” urainya.

Lebih jauh, Hikam menengarai rumor WikiLeaks sengaja digembor-gemborkan oleh media di Australia karena ada kepentingan tertentu. “Mereka mencari hal-hal sensitif di Indonesia untuk dipakai sebagai isu di dalam negerinya, karena kalau ada persoalan di Indonesia, di sana laku keras, kita tidak boleh terpancing dan harus mendidik publik agar kritis,” tandas alumnus University of Hawaii itu.

(ful)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini