Share

SBY & Anas perlu sering tampil bersama

(koran Sindo) , Koran SI · Kamis 05 Juli 2012 08:02 WIB
https: img.okezone.com content 2012 07 05 435 659041 1TQmXxcHhg.jpg Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (dok:Istimewa)
A A A

Sindonews.com - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang selama ini diisukan berkonflik perlu lebih sering muncul bersama di hadapan para kader.

Pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Sukardi Rinakit mengatakan, keharmonisan antara SBY dan Anas merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan dan berpengaruh besar pada soliditas partai.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Karena itu, jika ingin agenda konsolidasi berjalan efektif, langkah pertama adalah membuang jauhjauh kesan ada konflik di jajaran puncak elite agar para kader di bawah mereka menjadi jauh lebih solid lagi.

"Kalau bicara survei, memang terjadi penurunan dukungan publik terhadap Partai Demokrat. Turunnya dukungan itu menunjukkan ada komunikasi dan imej yang berubah di masyarakat yang secara kultural tidak suka lihat konflik. Sementara persepsi publik sudah menganggap ada perselisihan antara Anas dan SBY. Itulah yang berpengaruh juga terhadap penurunan citra Partai Demokrat," kata Sukardi kemarin.

Jika persoalan itu tidak segera direspons, menurutnya, persepsi publik bahwa Demokrat sebagai partai hanya sibuk berkonflik akan terus melekat. Imbasnya, kepercayaan publik terhadap partai yang didirikan oleh SBY itu akan terus menurun. "Karena penurunan Partai Demokrat lebih disebabkan hal terkait itu. Jadi persepsinya ini kok partai sibuk berkonflik, kapan mau ngurusi rakyat," ujarnya.

Menurut Sukardi, kalau perihal konflik itu bisa diselesaikan secara politik oleh SBY dan Anas, Demokrat akan aman sebagai salah satu partai besar di Pemilu 2014 nanti. "Tapi kalau tidak, hati-hati saja karena perolehan suara Partai Demokrat bisa di bawah 10%," sebut Sukardi.

Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Nurhayati Ali Assegaf memastikan bahwa tidak ada perseteruan politik antara SBY dan Anas. Menurut dia, kesan yang terbangun di media massa hanya spekulasi dari para pengamat yang melihat dari luar. "Semua berjalan pada posisi dan tugasnya. Tolong ini dipegang sehingga tidak perlu lagi mempertanyakan apakah Pak SBY dan Anas terjadi ketidaksepahaman," katanya.

Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua. Menurut dia, hubungan antara Anas dengan SBY baik-baik saja dan tidak ada perselisihan.

"Tidak ada masalah antara SBY dan Anas. Kalau ada, persoalan itu diangkat oleh orang tertentu saja. SBY berpikir positif untuk bagaimana partai ke depan. Anas juga sudah punya komitmen untuk memantapkan konsolidasi partai bersama seluruh jajaran dari pusat hingga daerah," katanya.

Menurut Max, yang menyebabkan persepsi publik negatif justru ulah beberapa kader partai sehingga muncul anggapan bahwa kedua tokoh tersebut berseberangan.

"Perlu saya sampaikan juga, untuk para kader, jangan saling menyerang di sana. Itu yang membuka peluang. Kader kita ada yang sok tahu sekali menyerang dan lain-lain. Itu tidak perlu. Jadi karena keributan seperti ini ada orang berpikir kubu Anas dan SBY (berselisih)," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, elektabilitas Partai Demokrat dalam beberapa hasil survei terus anjlok. Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang digelar 2–11 Juni 2012 menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat berada di urutan ketiga dengan dukungan 11,3%.

Angkanya di bawah Golkar yang bertengger di posisi pertama dengan elektabilitas 20,9% dan PDIP di posisi kedua dengan 14%. Sebagaimana dipaparkan LSI, salah satu penyebab menurunnya elekta-bilitas Demokrat adalah kinerja Presiden SBY yang gagal menjalankan pemerintahan yang efektif.

Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) pada 10–20 Juni 2012 juga menunjukkan elektabilitas Demokrat di urutan ketiga dengan 10,5% di bawah PDIP yang meraih 14,0% dan Golkar dengan 20,1%.

Di tempat terpisah,Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Timur Bonie Laksmana menyatakan, pengurus daerah sama sekali tidak melihat ada konflik di kepengurusan tingkat pusat. "Kami sempat melakukan koordinasi ke pusat dan kami melihat semuanya ademadem saja, tidak ada konflik seperti yang diberitakan itu," katanya.

Menurut dia,hingga saat ini DPP di bawah kepemimpinan Anas terus melakukan konsolidasi rutin tentang perkembangan di daerah-daerah. Dia mengaku, sekitar dua pekan lalu berkoordinasi ke pusat bersama Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Soekarwo.

Mereka itu ditemui langsung oleh Ketua Umum dan Sekjen. Lebih lanjut, Bonie menjelaskan bahwa tahun ini yang menjadi fokus utama partai adalah peningkatan kerja. (san)

(hri)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini