Share

PM Israel Bantah Ikut Campur dalam Pilpres AS

Khairisa Ferida , Okezone · Jum'at 14 September 2012 19:25 WIB
https: img.okezone.com content 2012 09 14 412 690115 tymw1lRLW9.jpg PM Israel Benjamin Netanyahu (Foto: Reuters)
A A A

TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah tudingan bahwa dirinya ikut campur dalam pemilu presiden Amerika Serikat (AS). Kencang berhembus kabar bahwa selama ini Netanyahu terus mendesak Presiden Barack Obama mengambil sikap keras atas program nuklir Iran.

Dalam sebuah wawancara dengan Suratkabar Yisrael Hayom, PM Israel itu menegaskan dirinya tidak berupaya membangun citra buruk atas Obama dengan menggambarkannya memiliki kebijakan yang lemah atas Iran. Ia pun membantah melakukan upaya tersebut demi meningkatkan dukungan terhadap pesaing Obama, Mitt Romney.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Itu semua omong kosong. Hal yang mendasari sikap Saya adalah apa yang bisa kita lakukan terkait dengan program nuklir di Iran bukan pilpres AS. Apa yang bisa kita lakukan bila persoalan program nuklir Iran tidak mendapat perhatian di AS?," ujar Netanyahu kepada Yisrael Hayom, seperti dikutip Israel National News, Jumat (14/9/2012).

"Ini tidak ada hubungannya dengan pilpres AS. Bila program nuklir Iran berhenti dengan sendirinya maka Saya tidak perlu banyak bicara. Bagi Saya ini adalah masalah kebijakan, masalah keamanan bukan politik," tuturnya.

Pemimpin oposisi Israel Shaul Mofaz mengatakan, desakan Netanyahu agar Obama mengambil langkah keras terhadap Iran. Hal ini merupakan upaya untuk mempengaruhi para pemilih dalam pilpres AS yang akan berlangsung November mendatang.

"Campur tangan Israel di urusan internal AS, dan mengubah negara sekutu menjadi musuh telah membuat kita mengalami kerusakan parah," tegas Mofaz.

"Tolong jelaskan kepada kami, siapakah musuh terbesar Israel, AS ataukah Iran? Siapa yang paling Anda takuti, Obama atau Ahmadinejad? Rezim mana yang lebih penting untuk diguling? Washington atau Teheran?," tanya Mofaz.

Selama berlangsungnya masa kampanye di AS,  PM Israel itu diketahui kerap melontarkan ancaman akan menyerang fasilitas nuklir Iran.

Namun AS di bawah kepemimpinan Obama tidak mendukung rencana ini dan memilih mengedepankan upaya diplomatik. Dari sinilah spekulasi terkait lemahnya kebijakan Obama atas Iran berkembang kendati AS menegaskan bahwa sanksi yang dijatuhkan atas Iran selama ini mulai bekerja.

(faj)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini