Share

Apa Sih Bodi Monokok?

Febri Ardani, Okezone · Jum'at 10 Mei 2013 17:26 WIB
https: img.okezone.com content 2013 05 10 424 805134 Zcjb4kdRp9.jpg F: bodi monokok (standartshift)

JAKARTA- Monokok atau monocoque berasal dari bahasa Yunani untuk single (mono) dan Prancis untuk shell (coque). Dalam bahasa Indonesia, mono yang berarti tunggal dan coque yang berarti cangkang, secara keseluruhan monocoque berarti cangkang tunggal.
 

Monokok adalah nama jenis sasis atau struktur yang menopang seluruh kendaraan. Bila diibaratkan sasis adalah sebuah tengkorak/rangka tempat seluruh komponen-komponen lain menempel pada sasis sehingga menjadi dasar untuk semua mobil.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dalam dunia automotif, mobil yang pertama kali menggunakan bodi monokok adalah Lancia Lamda buatan tahun 1922. Pada saat itu kebanyakan kendaraan menggunakan rangka terpisah. Pada mobil tersebut sistem penggerak serta transmisi diandalkan sebagai tulang belakang, menjadikannya lebih kuat dibanding mobil lain pada generasinya.

 

Sebelum konstruksi bodi monokok lebih populer seperti sekarang, sasis body-on-frame (ladder) lebih sering digunakan sebagai konstruksi mobil. Pada tipe body-on-frame, secara terpisah bodi dipasangkan pada sasis.

 

Hasilnya, memberi keuntungan dari biaya produksi, sebab satu sasis dapat menggunakan banyak bodi, artinya banyak model mobil yang bisa diciptakan. Kelebihannya yang lain adalah, saat terjadi kerusakan cenderung lebih mudah diperbaiki sebab bodi dan sasis terpisah. Kharakter sasis ini adalah dapat mereduksi getaran dari jalan, sebab adanya bantalan frame dan bodi.

 

Body-on-frame punya limit saat bobot mobil menjadi lebih berat sehingga membutuhkan lebih banyak konsumsi bahan bakar serta menjadikan performanya yang kurang maksimal. Handling dan grip pada permukaan jalan juga terasa kurang mumpuni karena gejala bodi roll lebih besar saat bermanuver.

 

Pada jaman modern seperti sekarang ini, produksi massal sebuah mobil dengan penggunaan ringan seperti sedan dan low MPV lebih banyak menggunakan bodi monokok. Konstruksi pada bodi monokok terintegrasi langsung dengan rangka mobil dan sistem penggerak, membuatnya lebih kaku, handling yang relatif lebih bagus, serta bobot kendaraan yang lebih ringan.

 

Karena menyatu dengan bodi mobil (unibody), efeknya meningkatkan tingkat ekonomis bahan bakar, serta membuat ruang kabin lebih aman saat terjadi benturan. Pada desain mobil modern dengan bodi monokok, seluruh gaya akan disebarkan sama rata pada seluruh bodi, redamannya dibantu dengan pilar bodi.

 

Baja dengan kualitas yang lebih baik telah digunakan untuk bagian bantalan, menjadikan strukturnya lebih aman. Bahkan pada beberapa mobil, sasis monokok telah dibuat sampai kaca belakang untuk meningkatkan struktur padu pada mobil.

 

Kekurangannya adalah dalam hal meredam efek getaran, karena bodi menyatu dengan sasis maka getaran akan terasa di semua bagian mobil. Hal lain yang perlu dicermati adalah apabila terjadi kerusakan pada sasis maka akan lebih mahal sekaligus sulit dilakukan perbaikan sebab dampak tumbukan akan terasa di seluruh bodi.

 

Sampai saat ini perkembangan sasis monokok masih terus dalam pengembangan untuk menciptakan kendaraan dengan tingkat keamanan tinggi.

(zwr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini