Share

Freeport Tak Transparan Soal Penjualan Emas & Tembaganya?

Widi Agustian , Okezone · Rabu 16 April 2014 11:11 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 16 19 971139 Uofz0IYnnv.jpg Ilustrasi. (Foto: Foxbusiness)
A A A

JAKARTA - PT Freeport Indonesia menyebut penjualan emas dan tembaganya turun sehingga dia ogah membayar dividen kepada negara. Tapi, kenyataannya, volume maupun nilai total penjualan emas dan tembaganya mengalami kenaikan.

Hal tersebut terungkap dalam laporan kinerja keuangan tahun 2013 Freeport McMoran Copper & Gold (FCX), pemilik 90,64 persen saham PT Freeport Indonesia.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Laporan itu menunjukan total penjualan emas dan tembaga dari tambangnya di Indonesia yang dikelola PT Freeport Indonesia mengalami kenaikan.

Total penjualan emas dan tembaga Freeport Indonesia masih mengalami kenaikan sebesar 6,2 persen menjadi USD4,34 miliar (Rp49,59 triliun, kurs Rp11.428 per USD) pada akhir tahun 2013 dibandingkan pada periode tahun 2012 yang sebesar USD4,09 miliar.

Di mana penjualan tembaga tercatat naik menjadi USD2,9 miliar pada 2013 dari sebelumnya USD2,56 miliar. Sementara penjualan emas tercatat turun tipis menjadi USD1,44 miliar dari sebelumnya USD1,52 miliar.

Volume penjualan tembaga mengalami kenaikan menjadi 885 juta pounds pada tahun 2013 dari sebelumnya 716 juta pounds. Harga rata-rata penjualan tembaga memang mengalami penurunan menjadi USD3,28 per pounds dari sebelumnya USD3,58.

Volume penjualan emas juga mengalami kenaikan menjadi 1,096 juta ounces pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 yang sebanyak 915 ribu ounces. Harga rata-rata penjualan emas juga turun menjadi USD1.312 per ounces dari sebelumnya USD1.664.

Selain karena mengklaim penjualannya turun, perusahaan tambang raksasa asal Amerika Serikat (AS) itu juga enggan membayar dividen karena beberapa alasan lainnya, yakni akibat gangguan operasi tambang danĀ  penurunan harga komoditas global.

Juga karena penggunaan arus kas untuk investasi sekitar USD1 miliar guna mendukung pengembangan tambang bawah tanah yang pada tahun 2017 dan selanjutnya akan menjadi tumpuan kegiatan penambangan PTFI.

(wdi)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini