Share

Dari Tugas Akhir, Riset Vicko Malah Raih Juara

Margaret Puspitarini , Okezone · Kamis 17 April 2014 00:17 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 16 373 971538 KoMJq3pUdf.jpg Ilustrasi. (Foto: Reuters).
A A A

JAKARTA - Awalnya, Vicko Gentantyo Anugraha melakukan riset terkait peluru frangible hanya demi syarat kelulusan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Namun, mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi itu justru memberanikan diri mengikutsertakan hasil risetnya dalam Lomba Karya Tulis Indonesia yang diadakan oleh Tentara Negara Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

Bertemakan pertahanan nasional, Vicko mengenalkan peluru frangible yang belum pernah diproduksi di Asia. Tidak disangka, dari 134 peserta yang berasal dari berbagai kalangan, Vicko berhasil menyabet juara pertama.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Vicko mengaku, ketertarikannya terhadap peluru frangible bermula dari ajakan senior tiga tahun lalu untuk mengikuti Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dalam kesempatan itu, dia dikenalkan tentang peluru frangible yang memiliki berbagai keunggulan.

Penasaran, Vicko mengangkat riset tersebut dalam Tugas Akhirnya. Di tengah Vicko melakukan riset, salah seorang temannya memberitahukan lomba yang diadakan TNI AD.

"Kebetulan sekali saya sedang melakukan riset mengenai itu. Temanya pun mengenai sistem pertahanan nasional," kata Vicko, seperti dilansir laman ITS Online, Kamis (17/4/2014).

Dalam perlombaan itu, Vicko tak mengetahui dirinya lolos menjadi 12 besar dari 134 peserta dalam kategori umum. Beruntung, satu minggu sebelum pengumpulan, seorang teman memberitahukan informasi tersebut kepada Vicko. Sehingga, dia harus membuat produk jadi sesuai persyaratan lomba dalam waktu yang sebentar.

Merasa tidak sanggup, Vicko pun menghubungi pihak TNI AD untuk menyatakan ketidaksiapan untuk mengikuti tahap selanjutnya. "Saya sudah pasrah kala itu. Hingga H-3 saya dihubungi pihak TNI AD bahwa saya harus mengikuti tahap selanjutnya di Jakarta tiga hari lagi," ujar Vicko.

Maka, dalam waktu yang singkat, Vicko hanya mampu membuat pellet peluru saja. Kendala pun kembali menghadang. Ketika akan melakukan presentasi, Vicko terjebak macet parah di Jakarta.

"Ketika saya datang, semua juri sudah bergegas pulang. Yang semula saya adalah kontestan pertama yang maju presentasi, akhirnya saya menjadi kontestan terakhir yang presentasi ketika itu," kenangnya.

Namun, usaha Vicko membuahkan hasil. Dia menyabet juara pertama dalam ajang tersebut dan mengalahkan para kontestan lain yang lebih ahli, seperti mahasiswa S-2, dosen, dan para ahli dalam bidang persenjataan.

Atas prestasi tersebut, Vicko berharap pemerintah dapat mengapresiasi karya-karya pemuda di Indonesia. "Sayang sekali kalau tidak diapresiasi oleh negara sendiri. Kalau negara lain mengetahui kemampuan pemuda kita, pasti ditarik ke luar negeri," imbuh Vicko.

Dalam pengerjaan riset tersebut, Vicko didukung oleh berbagai pihak. Mulai dari teman, dosen pembimbing, hingga pemerintah, seperti Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) dan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Mereka tertarik membantu pendanaan riset yang rencananya akan menjadi proyek jangka panjang itu.

(ade)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini