Share

Banyak "Orang Kaya Baru", Etika Turis China Memprihatinkan

Winda Destiana, Okezone · Rabu 16 April 2014 11:46 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 16 407 971162 ginYN6V0Ej.jpg Turis China di Thailand (Foto: news)
A A A

CHIANG MAI - Perilaku yang dilakukan oleh sebagian besar turis China semakin memprihatinkan. Beberapa tempat wisata merekam jejak tindakan turis China yang tidak pantas.

Belakangan ini, diketahui bahwa para kru maskapai Hong Kong dilatih kung fu untuk mengatasi emosi penumpang China yang kerap berlebihan. Dalam bahasa China, juga telah dipasang aturan agar turis China tidak membuang kotoran di Museum Louvre, atraksi wisata terkemuka di Paris, Prancis. Bukan hanya pelarangan membuang kotoran, juga tanda untuk tidak mabuk di-tempat tempat wisata.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Peraturan tersebut keluar menyusul tindakan turis China yang kian meresahkan. Wakil Perdana Menteri China, Wang Yang, sempat mengatakan bahwa perilaku negatif yang dilakukan warganya telah merusak citra masyarakat China secara keseluruhan.

"Untuk itu, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Pariwisata, terutama untuk mengatur pasar domestik yang mendesak wisatawan luar untuk mematuhi norma-norma turis beradab," katanya, seperti dilansir dari News, Rabu (16/4/2014).

Sebagian kritikus berpendapat bahwa perilaku tersebut muncul dari lingkungan mereka sendiri. Banyak turis Cina adalah orang-orang pedesaan yang merupakan "orang kaya baru". Sayangnya, kemampuan finansial tersebut tidak didukung oleh pemahaman tentang etika, pendidikan, dan bahasa.

Sebagai contoh perjalanan mereka ke Thailand, yang baru-baru ini juga memicu amarah warganya lantaran berlaku tidak pantas saat mengunjungi Universitas Chiang Mai. Vice President Universitas Chiang Mai, Rome Chiranukrom, mencatat bahwa 60 persen wisatawan China yang ke Thailand adalah mereka yang melakukan perjalanan untuk pertama kalinya ke luar negeri. Mereka datang dengan mata terbelalak dan secara umum tidak menguasai bahasa asing. Padahal, semua petunjuk yang ada di tempat wisata Thailand menggunakan bahasa Inggris.

"Kita perlu belajar untuk berkomunikasi dan memberikan informasi, kemudian saya percaya bahwa banyak orang akan mendengarkan, memahami budaya kita, dan mematuhi hukum serta peraturan yang ada," ujarnya.

(ftr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini