ORANG banyak beranggapan bahwa segala rasa nyeri di dalam mulut itu pasti sariawan. Padahal, bentuk rasa nyeri itu tak selalu sariawan. Benarkah?
Menurut Dr. Harum Sasanti drg, Sp. PM dari Departemen Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, adanya anggapan bahwa rasa perih di sekitar mulut dan sikat gigi berdarah yang kemudian muncul rasa perih itu pasti sariawan, hal itu karena ada perbedaan pandangan antara masyarakat dan dokter. Masyarakat berpandangan sebagai awam dan dokter berpandangan menurut diagnosis keluhan seseorang. Dokter sendiri menyebut rasa nyeri di bagian tertentu mulut adalah stomatitis aphthosa recurrent (SAR).
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Masyarakat banyak berpandangan bibir tergigit kemudian muncul rasa perih itu pasti sariawan, rasa tidak enak di mulut itu pasti sariawan, perih karena bekas gigi berdarah akibat gosok gigi, selalu juga dianggap sariawan. Padahal, tidak seperti itu sebenarnya. Itu kan anggapan orang awam. Kalau para dokter sendiri menilai sariawan adalah salah satu penyakit mulut yang paling umum dan banyak diderita oleh masyarakat dengan keluhan dan penampilan, serta sifat-sifat yang spesifik. Nama tepat kondisi itu sendiri stomatitis aphthosa recurrent (SAR)," katanya dalam acara media workshop bertema "Jangan Anggap Remeh Sariawan" di The Cone F(X), Senayan, Jakarta, Rabu (16/4/2014).
"SAR ini ada tiga macam bentuk klinisnya, yaitu SAR minor atau kecil, kemudian SAR mayor atau SAR besar dan SAR herpetiform yang mirip infeksi virus herpes ciri-cirinya. Jadi, tidak bisa digeneralisir sariawan saja," imbuh Dr. Harum.
Ditambahkannya, banyak juga yang mengeluhkan bahwa mengapa sariawan mereka tak sembuh-sembuh. Padahal yang benar dari hal itu ialah sariawan itu bukan tak bisa sembuh. Itu karena mereka sebal kenapa muncul-muncul lagi yang memang sudah dari karakter sariawan sendiri seperti itu, yakni bisa sembuh tapi bisa kambuh lagi.
"Sariawan itu tidak bisa dibandingkan penyakit lain sekali diobati tidak bakal datang lagi. Tapi memang karena sifatnya itu sering kambuh. Dan tergantung beberapa faktor risiko yang dimiliki seseorang," katanya.
Dalam kondisi itu, hal yang paling disayangkan ialah banyak dari mereka mengobati sendiri dengan membeli obat bebas atau obat tradisional. Padahal, sariawan itu kan banyak variannya bila tak tepat diagnosis ataupun obatnya, bisa-biisa sariawannya tak sembuh, bahkan menjadi kronis, papar Dr. Harum.
"Salah diagnosis dan salah obat itu bisa membuat sariawan menjadi kronis. Kondisi itu akan membuat sariawan menjadi tidak sembuh dan menjadi kekhawatiran untuk bisa menjadi kanker nantinya," terangnya.
Oleh karena itu, dia menganjurkan saat mengalami sariawan yang sudah dirasa membutuhkan perhatian dokter janganlah ragu untuk mendatanginya. Hal itu karena pada akhirnya untuk kebaikan penderita agar dia cepet sembuh.
(tty)