Share

Ratusan Siswa SMA Siap Adu Debat di Singapura

Neneng Zubaidah , Koran SI · Rabu 16 April 2014 08:30 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 16 560 971054 rvqZGXYiOa.jpg Ilustrasi: Peserta World Scholar's Cup. (Foto: WSC)
A A A

 JAKARTA - Dua ratus siswa dari 15 sekolah akan mengikuti lomba debat internasional World Scholars Cup (WSC) di Singapura pada 24-27 Juni nanti. Mereka akan bersaing dengan 40 tim lain dari lima benua.

Pendiri WSC Daniel Berdichevsky mengatakan, ada 15 sekolah yang akan mengikuti lomba debat WSC di Singapura. Mereka ialah Binus International School Serpong dan Simprug, Central International School, Global Jaya International School, Global Sevilla International School, Jakarta Nanyang School, Mentari International School Bintaro dan Jakarta, National High Jakarta School , Raffles International Christian School Kebun Jeruk, Kelapa Gading, dan Pondok Indah, Santa Laurensia Senior High School, Sekolah Victory Plus, dan tuan rumah penyelenggara acara hari kedua, Sinarmas World Academy (SWA).

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menurut lulusan Harvard Kennedy School ini, sebelum dikirim ke WSC level internasional, ke-200 siswa itu mengikui WSC putaran Jakarta yang telah diselengggarakan di Binus International School Simprug dan SWA 12-13 April lalu. Dalam kegiatan tersebut kemarin, siswa diajak berkompetisi untuk berpikir kritis mengenai solusi dari isu-isu global.

"Para siswa datang sebagai pesaing, tetapi setelah selesai kompetisi mereka menganggap semua pesaing mereka sebagai sebuah komunitas," kata Daniel dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/4/2014).

Pada WSC putaran Jakarta kemarin, para tim berdebat mengenai isu-isu global yang terkait dengan tema The World Within. Tema ini membicarakan apakah orangtua harus memiliki hak untuk memantau anak-anak mereka melalui kamera yang terpasang di sekolah dan apakah inteligensi yang lebih baik bisa mencegah krisis di Ukraina.

Mereka bekerja sama dalam tim yang terdiri dari tiga siswa dan dibagi berdasarkan kategori usia (11 sampai 14, 15 tahun ke atas) untuk penelitian dan menulis tentang topik yang beragam sehubungan dengan tema. Tes tertulis yang komprehensif meliputi enam mata pelajaran yang telah dipelajari siswa sepanjang tahun. Pada puncak acara, para siswa berlomba dengan cepat untuk memecahkan tantangan kreatif di hadapan penonton di Scholar's Bowl yang dilaksanakan di auditorium SWA.

Salah satu siswa SWA Moses Mayer menyatakan, hal yang dia pelajari selama kegiatan dua hari itu ialah bagaimana bertindak dalam membuat keputusan. Sementara siswa Binus Simprug Steven Reynaldo mengatakan, program ini luar biasa karena siswa dari sekolah yang berbeda dapat bertemu orang-orang baru.

"The World Scholar's Cup membuka pikiran saya dan menunjukkan kepada saya bagaimana saya bisa memahami dunia dengan cara yang lebih mendalam," ucap Steven.

Business Manager SWA Deddy Djaja Ria merasa terhormat telah ditunjuk sebagai tuan rumah acara ini. Deddy juga sangat bangga karena tim dari SWA terpilih untuk mewakili Indonesia di babak Global Round yang akan diselenggarakan di Singapura nanti.

Dia menjelaskan, siswa di SWA belajar dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris. Namun juga menitikberatkan pada bahasa dan budaya Indonesia serta China. SWA memiliki hubungan kerja sama dengan Peking University Elementary School (PKU ES) yang merupakan salah satu sekolah terbaik di China dengan program pengembangan kurikulum, pertukaran budaya dan pendidikan serta pengembangan guru.

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini