Share

Barcode Soal & LJUN Tak Cocok, Ini Solusi Unnes

Margaret Puspitarini , Okezone · Kamis 17 April 2014 10:10 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 16 560 971548 KXcpWUdqgF.jpg Ilustrasi. (Foto: Dede Kurniawan/Okezone)
A A A

JAKARTA - Sama seperti tahun sebelumnya, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2014 dikabarkan marak dengan aksi kebocoran soal. Namun, hal itu dibantah oleh Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Fathur Rokhman.

Menurut Fathur, variasi paket soal UN menjadi penepis anggapan kebocoran kunci jawaban UN. Sehingga setiap peserta UN akan mendapatkan paket soal berbeda.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Sekarang saja, variasi soal UN ada 20 paket. Sementara peserta ujian dalam satu ruang ada sebanyak 20 orang," ungkap Fathur, seperti dilansir oleh Okezone, Kamis (17/4/2014).

Penanggung jawab pengawasan dan pemindaian UN SMA/SMK 2014 di Jawa Tengah itu menyampaikan beberapa berita acara dalam pengawasan UN. Ada temuan kejadian ketidakcocokan antaran soal UN dan Lembar Jawab Ujian Nasional (LJUN) saat pemindaian.

"Mungkin karena pengawas di ruang ujian terlalu rajin, maka dia melakukan pemisahan soal yang menempel pada LJUN. Akibatnya, siswa mengerjakan soal dengan LJUN yang berbeda padahal antara soal dan LJUN yang menempel itu memiliki barcode masing-masing," paparnya.

Ketidakcocokan itu, kata Fathur, hanya terjadi di salah satu sekolah di kabupaten/kota di Jawa Tengah. Permasalahan itu pun dapat dicarikan jalan keluarnya dengan cara LJUN dan soal disatukan atau kembali dijawab pada lembar soal yang sesuai.

Bukan hanya itu, dalam pemindaian juga ditemukan beberapa kejadian, seperti sekolah yang salah mengumpulkan LJUN karena yang dikirim untuk dipindai adalah lembar soal. Kesalahan membubuhkan kode rayon, sekolah, atau arsiran yang kurang tebal juga kerap muncul sehingga sulit terbaca alat pemindai.

"Kesalahan-kesalahan tersebut tetap bisa diatasi oleh tim pemindai Unnes, yaitu dengan menebalkan lagi arsiran yang kurang tebal, juga pada identitas peserta ujian. Sebatas itu. Kalau memberikan atau menambahkan jawaban, tidak diperbolehkan," kata Fathur.

Pada pemindaian, tambahnya, tidak ada kendala. Karena kualitas kertas LJUN lebih tebal dari tahun lalu, yakni 100 gsm (gram per square meter). Tahun lalu, ketebalannya hanya 70 gsm. "Tahun lalu LJUN menggulung saat dipindai karena terlalu tipis kertasnya, tapi kini tidak lagi," tutupnya.

(ade)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini