Share

TDL Naik, Kinerja Industri Baja Terancam

Dani Jumadil Akhir , Okezone · Kamis 17 April 2014 15:59 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 17 19 971931 21TT2XuMxu.jpg Ilustrasi (Foto:Okezone)
A A A

JAKARTA - Pencabutan subsidi listrik untuk industri golongan I-3 dan I-4 serta rumah tangga besar mulai berlaku pada Mei hingga Desember 2014. Namun kebijakan tersebut dinilai akan menimbulkan selisih.

Idonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Ismail Mandry mengatakan, sebenarnya dari asosiasi baja tidak keberatan jika subsidi tersebut harus dicabut, namun menurutnya hal ini akan menimbulkan selisih, dan membuat dunia industri baja tidak sehat.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Usulan dari asosiasi baja minta diangsur tiga tahun, tapi ternyata hari ini tidak dikabulkan. Kebijakan ini ada selisih, terutama dalam dunia industri jadi tidak sehat," katanya di Jakarta, Kamis (17/4/2014).

 

Ismail menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan adanya selisih adalah di mana golongan I-4 tidak mengalami kenaikan litrik karena perusAhaan tersebut non tbk, sementara golongan I-4 harus naik 54 persen, padahal jenis usahanya sama.

"Kenaikan ini menimbulkan problematik besar di industri baja. Tadinya berbeda tidak banyak. sekarang hampir Rp400 per kwh, sama halnya dengan golongan I-3 yang tbk dan non tbk, yang non tidak naik, otomatis beda 38 persen," jelasnya.

 

Menurutnya, pencabutan subsidi tersebut akan mempengaruhi industri baja. Hal tersebut lantaran untuk golongan I-4 yang merupakan hulu, bahan baku diolah menjadi bahan setengah jadi.

"Ini nantinya akan berhenti, akhirnya jadi impor, karena dianggap akan lebih efisien," ujarnya.

 

Sementara itu, saat ditanyakan berapa biaya produksi untuk listrik, pihaknya mengatakan bahwa biaya komponen listrik industri baja 15 persen-20 persen.

"Kita lihat nanti saja, kita konsolidasi lagi karena hari Senin akan dibahas lagi di kementerian perindustrian," tandasnya.

(rzk)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini