Share

Pasar Nantikan Putusan Resmi Soal Akuisisi BTN

Dani Jumadil Akhir , Okezone · Kamis 17 April 2014 15:52 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 17 278 971923 gv37jT3ffy.jpg Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Rencana PT Bank Tabungan Negara (BBTN) melepas saham kepada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mendapat sambutan positif dari para pelaku pasar. Akibat isu ini, harga saham BTN menguat hingga 10,63 persen ke level Rp1.405 per saham dengan total transaksi saham sebanyak 139,67 juta saham.

Sejumlah analis menilai lonjakan harga saham BTN di pasar lebih didorong oleh sentimen positif terkait rencana pelepasan saham bank yang fokus ke kredit perumahan tersebut kepada Bank Mandiri. Sebab secara fundamental kinerja BTN tidak mengalami perubahan signifikan. Sampai tahun 2013 tingkat Non-Performing Loan (NPL) 4,05 persen, paling tinggi di antara bank-bank BUMN.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menilai rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri merupakan sebuah langkah yang tepat. Akuisisi BTN, dapat meningkatkan penetrasi kredit ke sektor perumahan secara nasional.

Dengan kekuatan pendanaan dan jaringan Bank Mandiri yang sangat besar, akuisisi ini akan memberikan nilai tambah yang besar bagi para konsumen yang membutuhkan pendanaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).

"Reaksi pasar yang sangat positif menunjukkan bahwa akuisisi ini dianggap menguntungkan kedua pihak, terutama BTN. Saat ini pasar masih menanti keputusan resmi dari pemerintah, Bank Mandiri dan BTN mengenai akuisisi tersebut," ujar Reza kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/4/2014).

 

Reza menambahkan, rencana pemerintah melepas sahamnya di BTN dengan obligasi rekapitalisasi merupakan salah satu opsi terbaik. Selain melibatkan sesama bank milik pemerintah, melalui penggunaan obligasi rekap, modal Bank Mandiri akan tetap kuat.

Dengan demikian, hal ini bisa menopang ekspansi bisnisnya, termasuk meningkatkan dukungan pendanaan ke BTN agar penyaluran KPR ke berbagai segmen pasar semakin besar.

"Penggunaan obligasi rekap dalam transaksi ini juga dapat  meminimalisir pandangan BUMN sebagai sumber pendanaan pemilu oleh partai-partai tertentu. Belum lagi beban utang pemerintah juga akan berkurang," tambahnya. 

Sementara analis Danareksa Sekuritas Eka Savitri menyatakan, risiko bisnis BTN, terutama KPR bersubsidi cukup tinggi. Hal ini disebabkan pangsa pasar utama KPR ini merupakan segmen berpendapatan rendah. Sehingga ketika terjadi gejolak terhadap suku bunga seperti tahun 2013, dampaknya cukup besar terhadap fundamental BTN.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini