Share

Kain Tradisional Sumbar Antar Mahasiswa Jepang Jadi Jawara

Marieska Harya Virdhani , Okezone · Kamis 17 April 2014 18:57 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 17 373 972059 a96Bt6kBzZ.jpg Presentasi kain tradisional, mahasiswa Jepang (kiri) dan Korea (kanan) jadi juara di UI. (Foto: Marieska Harya/Okezone)
A A A

DEPOK - Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) menggelar Hari Berbahasa Indonesia (HBI) 2014 yang diperuntukkan bagi mahasiswa asing yang mengikuti Program BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing).

Dengan tema "Hebat, Bergaya, dan Intelek", sebanyak 300 mahasiswa BIPA menunjukkan aksinya dalam Festival Kuliner Internasional, Presentasi Tekstil Indonesia, Pidato Berbahasa Indonesia dan Kompetisi Menyanyikan Lagu Indonesia.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dalam kategori presentasi tekstil Indonesia, dua mahasiswi asing asal Jepang dan Korea berhasil keluar sebagai juara umum. Mereka adalah Chiaki Noma (21) asal Jepang mahasiswi BIPA 2 Bahasa Indonesia jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI. Serta Kim Su Ha, mahasiswi asal Korea. Keduanya tampil dengan mempresentasikan kain tradisional asal Bukit Tinggi, Padang, Sumatera Barat. Yakni Selendang Kotogadang.

"Kami melakukan riset dua minggu cari saja di internet, kainnya dipilihkan oleh dosen. Selendang Kota Gadang. Sebelumnya tak tahu apa-apa tentang kain ini, kami riset cari dari internet, google, perpustakaan dan buku," katanya di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI, Depok, Kamis (17/4/2014).

Chiaki menilai keunikan kainnya terkesan sangat mahal karena harus dibuat secara handmade. Selain itu juga harus memakai tiga jenis warna. "Kami presentasi tujuh menit. Saya modelnya dan Kim Su Ha yang presentasi, harus pakai Bahasa Indonesia," tuturnya.

Sementara itu Kim Su Ha mengaku mereka berdua meraih juara umum dan mendapatkan hadiah voucher serta plakat. Mereka mengikuti pertukaran mahasiswa dan sudah delapan bulan belajar Bahasa Indonesia di UI.

"Kami tinggal di Apartemen Margonda Residence, berbicara dengan teman-teman pakai Bahasa Indonesia tidak terlalu susah, tetapi kalau lebih formal atau diskusi susah, takut salah. Kami belajar menyimak, mendengar, dan juga sedikit paham soal bahasa gaul dan alay," katanya.

Mereka menilai bahwa Bahasa Indonesia lebih mudah dipelajari ketimbang Bahasa Jepang dan Korea. Namun mereka tetap menyukai belajar Bahasa Indonesia dan akan dibawa kembali ke negaranya untuk disebarkan kepada mahasiswa lainnya. Salah satunya yakni Universitas Keio, Jepang tempat Chaika menempuh studi.

(ade)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini