Share

Atasi Persoalan Ekonomi dengan Kebijakan Publik yang Cerdas

Margaret Puspitarini , Okezone · Jum'at 18 April 2014 10:04 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 17 373 972119 NjsjLa8HaI.jpg Infrastruktur menjadi salah satu indikator majunya pembangunan ekonomi. (Foto: Heru Haryono/Okezone)
A A A

JAKARTA - Sektor ekonomi merupakan denyut nadi sebuah negara. Oleh karena itu, pemerintah harus mampu mengambil langkah tepat dalam menghadapi suatu persoalan ekonomi karena akan menghasilkan dampak yang sangat besar.

Topik tersebut yang menjadi pokok bahasan dalam 'East Asia Policy Dialogue' besutan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang bekerjasama dengan Econmic Research Institute foa Asean and East Asia (ERIA).

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dalam kesempatan itu, Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM Wihana Kirana Jaya mengatakan, persoalan ekonomi membutukan kebijakan publik yang cerdas. "Pemanfaatan sumber daya alam tidak lagi harus beriorientasi pada peningkatan kapasitas produksi nasional jangka panjang," tutur Wihana, seperti dinukil UGM, Jumat (18/4/2014).

Namun, lanjutnya, juga memastikan hasil sumberdaya alam itu untuk peningkatan kualitas SDM, penyediaan infrastruktur, perbaikan kerangka hukum, dan regulasi serta peningkatan stok pengetahuan sebagai penentu kesejahteraan masyarakat. "Alokasi ini harus nampak dalam politik anggaran dengan dampak yang terukur dari tahun ke tahun," ujarnya.

Narasumber lainnya, yakni Pengamat Ekonomi UGM Tony Prasetiantono mengungkap, ekonomi nasional dalam dua tahun terakhir mengalami defisit padahal sebelumnya nilai perdagangan surplus hingga USD20-40 miliar.

"Karena defisit, cadangan devisa kita berkurang akhirnya rupiah melemah. Untung rupiah sempat menguat karena ada seorang tokoh yang ikut jadi calon presiden (capres) dan pemilihan umum (pemilu) berjalan sukses," kata Tony.

Meski demikian, defisit nilai perdagangan berakibat komoditas perdagangan yang masih bergantung pada sumber daya alam. Dia menilai, Indonesia harus memperkuat kemampuan daya saing agar tidak selalu mengandalkan sumber daya alam dan produk dari luar. "Perbaikan infrastruktur dan peningkatan daya saing SDM itu yang lebih penting," tutupnya.

(ade)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini