Sekira 290 orang dilaporkan masih hilang dari kapal feri bernama Sewol tersebut. Ketika tenggelam, kapal tersebut membawa 450 penumpang, termasuk siswa yang dalam perjalanan menuju Pulau Jeju.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Anak saya menulis pesan SMS, 'Saya masih hidup, siswa yang lain juga masih hidup, tolong cepat selamatkan kami,'" ujar orangtua yang mendapatkan pesan SMS dari anaknya yang berada di atas kapal, seperti dikutip BBC, Kamis (17/4/2014).
Masih banyak anggota keluarga yang menunggu kepastian mengenai nasib anggota keluarga mereka yang hilang. Mereka berkumpul di Kota Jindo, di tengah proses pencarian berlangsung di hari kedua.
Penjaga pantai dan penyelam Angkatan Laut Korsel masih terus melakukan pencarian terhadap korban hilang. Penyisiran dilakukan di sekitar kapal yang terbalik.
Meski pihak sekolah mengatakan para siswa dan guru ada dalam kondisi aman, beberapa orangtua siswa yang anaknya masih hilang menyewa kapal sendiri untuk melakukan pencarian. Mereka menyalahkan pemerintahan Presiden Park Geun-Hye yang tidak berupaya keras.
Hingga kini tidak diketahui apa penyebab karamnya kapal buatan Jepang 20 tahun itu. Insiden yang menerpa kapal seberat 6.585 ton ini, bisa jadi kecelakaan maritim paling buruk di Korsel selama 20 tahun terakhir.
(faj)