UNTUK mengatasi infeksi pada tubuh seseorang biasanya akan mengonsumsi antibiotik. Namun, antibiotik juga dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan, termasuk membuat seseorang menjadi gemuk.
Dalam penelitian yang menawarkan petunjuk baru hubungan antara bakteri usus dan obesitas, para ilmuwan menemukan bahwa individu yang menjalani perawatan antibiotik jangka panjang lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan. Lantas, mengapa penggunaan antibiotik jangka panjang dapat mengakibatkan kenaikan berat badan?
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Penelitian yang dipublikasikan dalam the Journal Antimicrobial Agents and Chemotherapy menunjukkan bahwa antibiotik secara signifikan dapat mengubah susunan dan keseimbangan bakteri usus. Bahkan pada penelitian sebelumnya, konsumsi antibiotik dalam jangka panjang telah dikaitkan dengan obesitas dna diabetes.
Sementara, temuan penelitian yang dilakukan oleh Didier Raoult dari Aix-Marseille University berdasarkan dari review 48 pasien yang sedang dirawat jangka panjang dengan doksisiklin dan hydroxychloroquine untuk infeksi bakteri yang dikenal sebagai "Q fever." Hampir seperempat dari pasien yang diobati tersebut mengalami kenaikan lima sampai 30 kilogram lebih dari yang diharapkan selama 18 bulan.
Sementara itu, Angelakis Emmanouil dari Unite de Recherche sur les Maladies Infectieuses et Tropicales Emergentes (URMITE) mengatakan bahwa pengobatan doxycycline dan hydroxychloroquine menunjukkan efek reprodusibilitas pada struktur komunitas mikrobiota saluran cerna.
“Pasien yang diobati dengan doxycycline dan hydroxychloroquine secara signifikan menunjukkan konsentrasi lebih rendah dari bakteri menguntungkan, bacteroidetes, firmicutes, dan lactobacilli," jelas Angelakis Emmanouil, dikutip Newsmaxhealth.
Untuk itu, temuan penelitian menunjukkan antibiotik dapat membuat beberapa orang lebih rentan terhadap kenaikan berat badan. Selain itu, menurut Angelakis, kita perlu menyoroti kebutuhan diet kalori agar dikurangi untuk pasien yang menjalani pengobatan jangka panjang dengan antibiotik.
(tty)