Share

Tak Rapi, LJUN Dipotong Pisau

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Kamis 17 April 2014 12:23 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 17 560 971790 9tr94z5o6i.jpg Ilustrasi: LJUN. (Foto: dok. Okezone)
A A A

JAKARTA - Pelaksanaan ujian nasional (UN) berakhir kemarin. Usai ujian setiap hari, petugas dari tiap sekolah mengirimkan lembar jawaban UN (LJUN) ke rayon. LJUN kemudian dikumpulkan ke perguruan tinggi negeri (PTN) yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pemindaian (scan) LJUN.

Para petugas di kampus yang ditunjuk ini bekerja ekstra keras untuk dapat menyelesaikan pemindaian tepat waktu. Mereka juga melakukan hal-hal yang diperlukan agar siswa tidak dirugikan dalam UN hanya karena kesalahan teknis pada LJUN.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Salah satunya, LJUN tidak bisa masuk ke mesin pemindai. Menurut penanggung jawab pemindaian LJUN di Jawa Tengah, Fathur Rachman, hal ini terjadi karena siswa tidak memisahkan LJUN dari kover soal dengan teknik penyobekan yang tepat.

"Sebenarnya sudah ada titik-titik yang menunjukkan tempat penyobekan, tetapi lipatan atau titik-titik itu tidak selalu presisi. Itu pula yang menyebabkan hasil sobekannya tidak bisa masuk ke mesin pemindai," ujar Fathur, seperti dikutip dari laman Universitas Negeri Semarang (Unnes), Kamis (17/4/2014).

Petugas pun memotong LJUN bermasalah tersebut dengan pisau pemotong (cutter) di atas meja kaca. Kemudian, mereka melapisi sisi yang dipotong tadi dengan isolasi. Tujuannya, merapikan lembaran LJUN agar dapat masuk ke mesin pemindai. 

"Jumlahnya tidak banyak. Hingga sore ini (kemarin) tak sampai 50 lembar, secara keseluruhan hingga Selasa, 15 April pukul 18.00 WIB, tak kurang dari 250 ribu LJK dari jumlah keselurahan 1,4 juta lembar," imbuh Rektor Unnes tersebut.

Fathur memaparkan, langkah tersebut terpaksa diambil agar tidak ada siswa yang mendapat nilai nol karena LJUN-nya tidak dapat dipindai. Selain merapikan sisi LJJUN, petugas pemindai juga memastikan pengisian LJUN sesuai standar sehingga dapat dibaca mesin pemindai.

Misalnya, kata Fathur, ada petugas yang mengisikan lingkaran pada jawaban tidak penuh sehingga tidak terbaca. Ada juga petugas yang menambah ketebalan penghitaman LJUN karena sepintas LJUN peserta sudah hitam oleh pensil dan memenuhi lingkaran, tetapi tidak terbaca mesin pemindai lantaran pensil yang digunakan ternyata tidak standar.

"Jika cara-cara itu tidak memungkinkan, petugas baru menggunakan mesin pemindai citra atau image scaning. Di samping 20 mesin pemindai, memang kami sediakan tiga image scaning sebagai sapu jagat," katanya.

Setiap hari petugas pemindai LJUN di Unnes mengoperasikan 20 mesin pemindai dan tiga alat pemindai citra tanpa henti. Dengan tiga shift kerja setiap harinya, Fathur optimistis, pemindaian 1,4 juta LJUN yang menjadi tanggung jawab Unnes dapat diselesaikan 180 petugas dalam enam hari.

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini