Share

5 Sektor yang Membuat Utang Luar Negeri RI Jadi Bengkak

Fakhri Rezy , Okezone · Jum'at 18 April 2014 19:13 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 18 20 972393 ZPb2rtwKrE.jpg Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2014 tercatat USD272,1 miliar atau Rp3.108,47 triliun jika mengacu kurs Rupiah sebesar Rp11.424 per USD. Angka tersebut tumbuh 7,4 persen (yoy) dibandingkan dengan posisi bulan yang sama tahun 2013.

Dari utang tersebut, sektor ekonomi menjadi salah satu indikator dalam besaran utang luar negeri RI.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Mengutip laman BI, Jakarta, Jumat (18/4/2014), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mencatat utang terbesar di bulan Februari sebesar USD118,494 juta. Angka tersebut naik USD1,437 juta atau 1,23 persen dibandingkan bulan Januari 2014 USD117,057 juta.

Sementara itu, sektor terbesar kedua, sektor Industri pengolahan yang tercatat naik menjadi USD30,582 juta. Dilanjutkan oleh pertambangan dan penggalian yang turun menjadi USD26,017 juta.

Sektor listrik, gas dan air bersih menjadi urutan ke 4 terbesar pemberi utang luar negeri sebesar USD20,569 juta. Dilanjutkan dengan sektor Jasa sebesar USD18.639 juta.

Seperti diketahui, sektor ekonomi lainnya antara lain terdiri dari utang luar negeri pemerintah yang direstrukturisasi melalui Paris Club dan Moratorium. Hasil restrukturisasi tersebut merupakan penggabungan beberapa loan dari berbagai sektor ekonomi.

Selain itu, utang luar negeri swasta yang berbentuk surat berharga domestik yang dimiliki oleh bukan penduduk.

(rzy)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini