Share

Rusia Mati-matian Pertahankan Stabilitas Ekonomi

Fakhri Rezy , Okezone · Sabtu 19 April 2014 08:40 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 18 213 972389 4HCmXOyCSg.jpg Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Rusia terus berusaha keras untuk mencoba meyakinkan investor dan perusahaan asing terhadap stabilitas ekonomi dan politik di negerinya. Namun di tengah-tengah kekerasan yang meningkat di Ukraina yang memicu arus modal asing keluar dari Rusia, negara ini telah menggali sendiri lubang yang dalam.

Mengutip CNBC, Jakarta, Sabtu (19/4/2014), menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry meminta sanksi ekonomi atas Rusia ditingkatkan tensi ketegangan di Ukraina meningkat. Sementara itu menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa semua pihak yang terlibat, termasuk AS dan Uni Eropa telah sepakat untuk mengurangi ketegangan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Melihat perkembangan yang ada, Rusia kerja keras menggambarkan jika kondisi politik dan ekonominya stabil.

Fokus cerita adalah untuk meyakinkan publik bahwa gejolak politik saat ini tidak akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan Eropa Barat yang berada di Rusia, seperti Boehringer Ingelheim dan Bayer MaterialScience. Ini adalah dua perusahaan asal Jerman.

"Untuk perusahaan, stabilitas ekonomi dan politik penting. Tapi kami sementara ini bekerja dulu untuk Rusia sementara waktu ini," mengutip perkataan pihak eksekutif Boehringer Ingelheim.

"Rusia adalah pasar yang sangat penting bagi kami, dan kami terus memanfaatkan strategi yang sama dan kami tidak berniat untuk mengubahnya, tapi semua tergantung pada situasi politik," ujarnya.

Saat ini, Rusia sedang capital outflow yang sangat serius. Arus keluar modal negara sejauh tahun ini telah melampaui total mereka untuk tahun 2013.

Menteri Ekonomi Rusia Alexei Ulyukayev mengakui jika masalah arus modal keluar ini bertambah buruk. Bahkan ada indikasi, jika modal asing yang keluar itu beralih ke Amerika Serikat.

Analis Stratfor Eurasia Marc Lanthemann mencatat bahwa proyeksi PDB untuk tahun ini adalah yang terburuk untuk Rusia sejak tahun 2008, dan ia menegaskan bahwa negara ini mengalami arus keluar modal yang hebat.

"Kremlin bergantung pada pendapatan ekspor hidrokarbon untuk mendanai sekitar 80 persen dari anggarannya, dan ketahanan harga minyak memberikan Putin cukup kelonggaran untuk terus mengejar tujuan geostrategis di Ukraina (mengintegrasikan Crimea dan mempertahankan sikap militer di perbatasan timur Ukraina tidak berarti usaha murah)," kata Lanthemann.

(rzy)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini