Share

Sejumlah Peristiwa Bersejarah yang Terjadi di Istana Jakarta

Meutia Febrina Anugrah , Okezone · Minggu 20 April 2014 09:09 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 18 471 972361 0SUKeJwcKH.jpg (foto : Kidnesia.com)
A A A

JAKARTA - Baik pada masa penjajahan maupun masa kemerdekaan, Istana Negara dan Istana Merdeka sarat dengan berbagai puncak peristiwa sejarah. Di Istana Rijswijk pada tahun 1829 Gubernur Jenderal GAG baron Van Der Capellen mendengarkan rancana Jenderal Hendrik Merkus baron De Kock untuk menumpas pemberontakan Diponegoro.

Sebagai Panglima Tertinggi Tentara Hindia-Belanda De Kock berhasil memerpdaya Diponegoro pada awal 1830 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Graaf Van Den Bosch. Setelah proklamasi kemerdekaan, Istana Negara menjadi saksi sejarah atas penandatanganan naskah Persetujuan Linggarjati pada hari Selasa, 25 Maret 1947. Persetujuan ini antara lain menetapkan bahwa Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda akan bersama-sama menyelenggarakan berdirinya sebuah negara berdasarkan prinsip federasi.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Setahun kemudian, pada tanggal 13 Maret 1948, Istana Negara kembali menjadi tuan rumah untuk pertemuan empat mata antara Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Letnan Gubernur Jenderal Dr Hubertus J Van Mook.Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, beberapa puncak peristiwa sejarah yang terjadi di Istana Merdeka dan Istana Negara antara lain adalah: pembubaran Republik Indonesia Serikat dan kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1950.

Dekrit Presiden Kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 di depan Istana Merdeka pada 5 Juli 1959, pidato Dekrit Ekonomi di Istana Negara pada tanggal 28 Maret 1963 sebagai akibat ditolaknya permintaan utang kepada IMF (Dana Moneter Internasional). Di masa Presiden Soekarno halaman Istana Merdeka juga beberapa kali dipakai untuk pawai raksasa.

Isu tentang ”pengepungan” Istana Jakarta oleh sekelompok tentara pada akhir pemerintahan Presiden Soeharto tampaknya mengulangi insiden serupa yang terjadi pada akhir masa pemerintahan Presiden Soekarno. Ketika itu, Presiden Soekarno segera meninggalkan Istana Jakarta dengan helikopter menuju Istana Bogor.

Ruang Kredensial Istana Merdeka menjadi perhatian dunia ketika pada tanggal 21 Mei 1998 dilangsungkan upacara singkat pengambilan sumpah Presiden Habibie yang disiarkan secara langsung ke seluruh penjuru dunia. Sekelompok mahasiswa sempat mendekati halaman depan Istana Merdeka untuk melakukan unjuk rasa.

Hampir semua kepala negara dan kepala pemerintahan dari seluruh dunia telah mendaki anak-anak tangga Istana Merdeka di Jakarta. Nama-nama mereka tercatat dalam daftar panjang para tamu negara di Istana Jakarta. Beberapa nama besar dalam sejarah dunia yang pernah berkunjung ke Istana Jakarta antara lain adalah: Shri Pandit Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri Indira Gandhi, Ratu Elizabeth, Raja Norodom Sihanouk, Jaksa Agung Robert Kennedy, Presiden Nelson Mandela, Kanselir Helmut Kohl, Presiden Bill Clinton, dan Putri Diana.

Sampai kini, tercatat 23 kepala pemerintahan yang pernah memakai kompleks Istana Jakarta ini, yaitu: 15 Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, tiga Saiko Shikikan (Panglima Tertinggi Tentara ke-16 Jepang di Jawa), dan lima orang Presiden Indonesia. Dari 15 Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, hanya empat orang yang benar0benar tinggal di Istana Waltevreden; yang lain menetap di Istana Buitenzorg dan hanya datang ke Batavia untuk menghadiri pertemuan Raad van Indie. Hanya dua orang Presiden Republik Indonesia yang pernah tinggal di kompleks Istana Jakarta yaitu Presiden Soekarno dan Presiden Abdurrahman Wahid.

(wdi)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini