Share
Cerpen

"Aku Siapa?"

Jum'at 18 April 2014 11:39 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 18 551 972253 InbNQOPYDo.jpg Ilustrasi (Dok Okezone)
A A A

MATAKU terbuka, aku tak tahu, aku ini siapa ? Aku diam, sepertinya aku tak tahu apapun, tak ingat, yang aku ingat hanyalah aku ini hilang ingatan, entah karena apa, entah sejak kapan, aku pun tak tahu.

Aku berdiri, aku tak tahu apakah ini kamarku atau bukan, aku berjalan menuju kaca, aku hanya ingin melihat wajahku, karena aku juga tak tahu wajahku. Aku melihat wajahku, jadi begini ya aku, di kacaku ada sebuah tulisan, tulisan itu menuliskan bahwa aku adalah Via Agustin, lahir 28 Agustus 1996, aku memiliki penyakit, saat aku tidur aku lupa apapun, aku pun mempunyai buku diary di laciku, di sana tempat aku menuliskan kejadian akan hari itu, sebelum aku tidur

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Aku pergi mencari buku itu, aku pun membuka buku itu, di sana tertulis tentang diriku, teman-temanku, apapun yang aku suka, halaman awal yang tersobek membuat aku penasaran, tapi bagaimanapun aku mencoba untuk mengingatnya, hal itu malah makin tak bisa ku ingat

***

Aku pergi ke taman, menurut buku diary-ku, taman ini adalah taman tempat aku biasanya diam, disetiap halaman dan kejadian tak ada yang jelas kenapa aku suka diam di sini, semua alasannya adalah karena menurut halaman pertama buku ini, tempat ini adalah tempat yang ku suka, tapi entahlah sekarang halaman itu sudah sobek

Lama aku diam di sana, ternyata tak ada yang menarik lalu kenapa aku dulu suka tempat ini, apakah aku mempunyai kenangan disini, entahlah aku pun ingin mengingatnya

“Hei” Kata seorang lelaki, Siapa orang ini ? apakah dia adalah temanku ?

“Hei” Kataku sambil senyum “ Apakah kita pernah bertemu?”

“Wes jahat amat, kita belum pernah bertemu kok, namaku Renald”

“Bukannya jahat, tapi … ah udahlah aku Via” Kataku

“Boleh aku duduk di sini ?” Katanya

“Boleh kok, duduklah” Kataku dia pun duduk, lalu tak bicara lagi padaku, dia hanya memandang terus ke depan, bahkan 1 jam aku bersama dia pun tak sedikitpun dia menoleh padaku, aku pun mulai berani membuka diary-ku lalu menuliskan semua yang terjadi hari ini, tak lupa juga menuliskan Renald, cowok yang hanya menyapaku dan tak bicara lagi

“Eh, Via. Kamu lagi nulis apa ?” Katanya

“Diary” Kataku sambil terus menulis

“Dasar cewek, buat apa coba nulis diary”

“Biar aku bisa inget kejadian hari ini”

“Emang kamu bakal lupa ya ?”

“Bisa aja kapan-kapan aku malah hilang ingatan kan ?”“Hilang ingatan itu enak tau, bisa lupa apapun yang udah terjadi”

“Kamu kenapa bilang gitu sih ?”

“Karena hidup itu kedepan bukan kebelakang, kita harus terus liat kedepan, apa sih gunanya masa lalu ?”

“Kamu bilang gitu karena kamu belum pernah hilang ingatan”

“Emang kamu pernah ?” Katanya sambil menoleh padaku, setelah 1 jam lamanya akhirnya dia menoleh padaku, menatap mataku seakan benar-benar penasaran

“Kalo iya kenapa ?”

“Kalo iya, aku sangat iri padamu” Katanya dan memandang ke depan lagi

“Cowok itu emang berengsek ya ?”

“Kok tiba-tiba ngomong kayak gitu ?”

“Ya cowok itu dengan gampang bisa ngomong pengen hilang ingatan, gak mikir logis bahwa hilang ingatan itu pasti gak enak”

“Emang aku ngomong pengen hilang ingatan ya ?”

“Selain cowok itu berengsek, mereka juga pelupa ternyata”

“Ya sudahlah, aku emang pengen hilang ingatan, tapi bukan berarti aku brengsek okey ?”

“Terserah lah” Aku pikir aku sudah sedikit illfeel pada orang ini

“Kamu sendiri kenapa kamu gak pengen hilang ingatan ?”

“Aku cuman ngerasa bahwa hilang ingatan itu gak enak, apalagi kalo kita punya kenangan indah bareng orang lain yang terlalu indah buat dilupain”

“ Aku pikir kenangan indah itulah yang orang-orang pengen lupain, aku juga pengen lupain kenangan indah, karena saat ada kenangan indah sama orang lain dan orang lain itu udah gak ada buat kita, itu sedih banget, bahkan bener-bener pengen hilang ingatan” Aku hanya melihatnya, aku tidak mengerti apa yang Renald katakan, entah berapa lama rasanya aku diam, dan Renald pun juga hanya diam, sampai akhirnya dia berdiri

“Aku pulang dulu, Via. Kamu gak bakal pulang ?”

“Aku disini dulu sampai jam 4”

“Ini udah jam 4 loh” Aku segera melihat jam ku, benar juga, ini udah jam 4, aku jadi sangat tidak fokus, apa memang aku seperti ini ?

“Kalo gitu, ayo kita pulang bareng” Kata Renald sambil tersenyum, aku pun berdiri dan berjalan dengannya, selama perjalanan dia tak bicara, padahal dia mengantarkan ku sampai depan rumah ku yang jaraknya lumayan jauh

“Ini rumahku, terimakasih Renald”

“Sama-sama, oh ya besok aku bakalan ke taman lagi, sampai ketemu besok” Katanya sambil pergi

***

Siapa aku ? Aku tak tahu, sepertinya aku tak tahu apapun, tak ingat, yang aku ingat hanyalah aku ini hilang ingatan. Aku melihat kacaku, membawa diary-ku, lalu makan, aku punya ibu meski aku tak ingat ibuku seperti apa, tapi menurut diary-ku dia selalu ada di rumahku, ayah selalu bekerja dan pulang malam, sedangkan aku keluar sekolah karena penyakitku ini, katanya sih aku selalu pergi ke dokter tapi entahlah aku tak tahu

Aku pergi ke taman sekitar jam 2, karena aku sudah janji akan ketemu Renald di taman, begitulah kata buku diary-ku, aku diam, aku tak tahu mana yang Renald mana yang bukan, aku tak ingat wajahnya, yang aku ingat dia janji ke sini lagi

“Kamu sendirian ?” Kata seorang laki-laki di belakangku

“Aku lagi nunggu seseorang, apa kamu Renald ?” Tanyaku

“Langsung nanya nama gitu, kalo mau kenalan santai aja, aku Indra, bukan Renald, kamu lagi nunggu siapa ?”

“Ohh, kirain Renald, aku lagi nunggu temen aku namanya Renald, dia janji bakal kesini” Indra pun tampa disuruh dan tampa meminta izin langsung duduk disampingku

“Renald ? orang yang kayak gimana ? Mungkin dia juga lagi nyari kamu”

“Mungkin juga sih”

“Kenapa kamu gak nyari dia ? daripada diem aja disini ?”

“Gak ah mending tunggu aja dia disini”

“Kenapa ?”

“Aku …….” Aku gak bisa jelasin pada Indra tentang penyakitku, dia dan aku baru ketemu hari ini

“Kamu apa ?”

“Aku tak tahu wajah Renald”

“Oh ya ? lalu kenapa kamu nunggu dia ? kalian udah pernah bertemu kan ?”

“Pernah, tapi aku lupa wajahnya” kataku sedikit senyum padanya, dia ketawa

“ Mau nyari Renald bareng ?” Katanya sehabis tertawa, aku tak mengerti apa yang dia tertawakan tapi yang jelas aku merasakan sesuatu tentang tertawanya itu, entah sesuatu apa, aku mungkin lupa tentang perasaan ini

“Heiii, Mau nyari bareng gak ? Oh ya aku belum tau siapa nama kamu ?”

“Namaku Via, ayo kita cari”

“Ayo”

Aku dan Indra mencari Renald di taman ini, kita menanyai satu demi satu lelaki yang ada, banyak sih yang namanya Renald tapi tak ada satupun yang mengaku pernah mengobrol dengan ku, ada Renald yang kakek-kakek, anak punk, ahh meskipun banyak tapi percuma jika bukan Renald yang janji akan ketemu denganku

“Cape juga ya ? Mana gak ketemu lagi ?” Kata Indra sambil jalan

“Udah aja lah nyari Renaldnya, sekarang udah jam 4 juga, aku harus pulang” Kataku

“Aku anterin, mau ?”

“Boleh aja”

Indra mengantarkanku pulang, aku merasa Indra banyak bertanya, dia sangat baik, dia mengantarkanku sampai depan rumah

“Via, besok ke taman lagi yaa ?”

“Okey Indra, makasih banyak ya”

***

Siapa aku? Aku tak tahu, sepertinya aku tak tahu apapun, tak ingat, yang aku ingat hanyalah aku ini hilang ingatan, entah kenapa, entah sejak kapan. Aku pun tak tahu. Aku melihat kacaku, membawa diary-ku. Aku pergi ke taman seperti hari-hari kemarin, karena aku sudah janji akan ketemu Indra di taman, begitulah kata buku diaryku, tapi aku juga masih penasaran kenapa Renald tidak datang hari kemarin, apa Renald dan Indra akan datang sekarang ? Aku ingin mereka ada, tapi entahlah aku tak ingat mereka itu seperti apa

Aku baru datang, di bangku taman sudah ada seorang laki-laki, apa dia Indra ? atau Renald ? aku menghampirinya

“Apakah kamu Indra ?” laki-laki itu menatapku, dia kebingungan

“Bukan” Jawabnya

“Renald ?”

“Bukan juga, Anda siapa ya ?”

“Oh maaf kalo gitu saya salah orang” Kataku langsung mau pergi, tapi tangan laki-laki itu menahanku

“Kamu siapa ?” Tanyanya

“Via” Jawabku, dia diam, aku pun diam, aku yang tadinya mau pergi untuk mencari Indra dan Renald pun malah diam disini, aku tak tahu kenapa aku diam

“Hmmm, kamu yang suka duduk di sini tiap hari kan ?” Tanya laki-laki itu

“Iya, kenapa tahu ?”

“Aku juga suka ke sini, tapi bangku ini selalu kamu dudukin, jadi baru kali ini aku bisa duduk di bangku ini, karena di taman ini juga cuman ada satu bangku”

“Kalo kamu mau duduk, duduk saja, aku sedang mencari seseorang”  Kataku

“Tak bisa kah kamu duduk di sini bersama ku ?” Katanya

“ Boleh saja, tapi.... Aku ada janji”

“Janji dimana ?”

“Di sini”

“Kalo gitu kamu tinggal menunggu aja, kamu juga akan kesal jika mencari dan kamu gak bisa nemuin apa yang kamu cari kan ?” dia pun duduk, entah atas dasar apa aku pun ikut duduk dengannya

“Ngomong-ngomong nama kamu siapa ?”

“Aku ? Oliver” Katanya

“Oliver ya ? Kenapa kamu gak pernah aku lihat di sekitar sini ?”

“Sering tau, kemarin aja aku lihat kamu kok, apa kamu lupa ?” Hmmm, apa aku harus jujur sama Oliver, tapi aku dan dia baru ketemu kan ?

“Gak kok gak lupa ? aku hanya bercanda”

“Hahaha, eh kamu tadi lagi nyari siapa ?”

“Indra sama Renald, kemarin aku di sini ketemu sama Indra, sedangkan 2 hari lalu aku ketemu sama Renald” “ Lalu kenapa kamu ngira aku itu Indra ? atau Renald ? Apa aku mirip mereka ?”

“Gak juga sih .....” Aku semakin terdesak sepertinya aku tak bisa bohong lagi

“Cuman ?” Dia bertanya lagi, aku sepertinya terpaksa harus jujur padanya

“Aku cuman lupa sama orang pernah aku ketemui, kalo aku tidur aku akan lupa segalanya”

“Wow, hebat” dia tak sedikitpun merubah raut mukanya, dia tidak seperti apa yang ku pikirkan, aku diam beberapa saat

“Lalu kenapa kamu bisa ingat tentang nama mereka ?”

“Aku menulisnya di diaryku” Kataku sambil menunjukan diary ku

“ Bolehkah aku lihat ?” Lalu aku meminjamkan diaryku padanya, dia membaca diary dengan seksama, lama sekali dia membaca, dia membaca dari halaman awal sampai halaman terakhir

“Diary yang bagus” Katanya dengan tersenyum padaku

“Terimakasih Oliver” dan aku mulai menuliskan tentang hari ini di diary ku, aku juga menuliskan tentang Oliver, teman baruku yang tahu tentang penyakitku

“Hei Vi, ini udah jam 4, aku anterin kamu pulang yuk ?” katanya sambil tersenyum, aku rasa ada yang beda dari senyumannya, aku merasa hangat dengan senyumannya

“Kamu pasti tau aku suka pulang jam 4 gara-gara baca diaryku kan ?” Dia hanya senyum, dan mengandeng tanganku, sampai di depan rumahku

“Besok aku akan ke taman lagi, semoga cepat sembuh Via” lalu dia pergi

***

Siapa aku ? Aku tak tahu, sepertinya aku tak tahu apapun, tak ingat, yang aku ingat hanyalah aku ini hilang ingatan, entah kenapa, entah sejak kapan. Aku pun tak tahu. Aku melihat kacaku, membawa diary ku, hari ini berbeda dari hari kemarin dari pagi hujan turun sangat deras di luar sana, aku jadi merasa kedinginan.

Aku pergi ke taman seperti hari-hari kemarin, bedanya sekarang aku memakai jaket dan membawa payung, aku duduk di bangku taman, menunggu adanya seseorang yang mengahampiriku seperti 3 hari kemarin, tapi tak kunjung datang, apakah dari kemarin aku hanya mengarang di diaryku, atau memang lelaki semua pembohong

Hujan semakin deras, baru pertama kali aku merasa sesepi ini, aku kesepian di taman ini sendiri, entah kenapa seperti nya aku merasa sesuatu tapi apakah itu, apa aku juga jadi lupa tentang perasaan ?

Kemana Renald? Indra? Oliver? Yang kemarin berjanji akan ke sini, sekarang aku kedinginan di sini, sendiri di sini, aku diam, tak kusangka aku menangis, apa aku memang sering menagis ? Menurut buku diaryku terakhir aku menangis adalah pada saat jariku patah saat aku jatuh, tapi kenapa sekarang aku menangis ?

Jam 3.59, satu menit lagi biasanya aku pulang, dan hari ini aku tak bertemu siapa-siapa, tidak Renald, Indra, Oliver, atau teman baru sekalipun

“Via !” Teriak seorang wanita dari jauh, dia tahu namaku pasti dia teman lamaku, dia menghampirku, dia memakai payung hitam, baju serba hitam, apakah ini nyata, aku dia akan menyabut nyawaku ? aku sangat takut, dia semakin mendekat, aku lihat sekarang dia adalah wanita, bukan bukan ibuku, bukan juga si mba pembantu, lalu siapa ?

“Kamu siapa ?” Tanyaku

“Sinta ! kita temenan kok, coba liat diarymu !” dia tahu tentang diaryku? Tapi siapa? Aku tak pernah membaca tentang Sinta, aku mencoba membuka semua diaryku, dan tak ada yang bernama Sinta, tak ada satupun

“Aku ada di halaman pertama”

“Halaman pertama ?” Dia ada di halaman pertama yang sobek ? Siapa dia ? “ Halaman pertama sudah sobek, hmmm Sinta mengapa kau menyebut namaku daritadi ? Apa ada hal yang penting ?”

“Rio, Rio meninggal Vi”

“Rio ?” Siapa lagi dia ? Apa dia juga ada di halaman pertama? Aku membuka semua nama di diaryku, tak ada yang bernama Rio, nama lelaki yang ada di diaryku hanyalah nama kelinciku, papah, Renald, Indra, dan Oliver, tapi kenapa aku seperti tak asing dengan nama Rio

Sinta hanya diam sambil menangis, entah kenapa aku merasa sedih padahal sampai detik ini aku tak ingat siapa itu Rio, Sinta memberikan sebuah foto padaku, foto yang berisi aku dengan seorang lelaki

“Ini Rio” Aku seperti mengingat sesuatu, aku ingat, aku membuka diaryku, tapi tetap tak ada yang bernama Rio, aku melihat sobekan halaman pertama, tak ada yang terlalu jelas untuk dilihat, lalu aku semua halaman dari diaryku, di halaman terakhir ada sebuah tulisan, aku tak yakin aku yang menulisnya, ini bukan tulisanku, apa ini tulisan Rio ?

Dear, Via

Setelah penyakitmu ada, aku selalu pengen menjauh dari kamu, terlebih aku udah tahu aku bakal mati kapan, aku dari dulu cuman bisa sakitin kamu, jahatin kamu, gak bisa bikin hal baik tentang kamu, halaman pertama itu adalah halaman dimana kita putus, kamu merobek semua halaman tentang kita, aku hanya ingin kamu tahu, aku bakal ada di sisi kamu sampai kapanpun, aku sayang kamu

Renald

Indra

Oliver

Aku baru menyadari sesuatu saat ini, aku ingat semuanya, Rio, Sinta, Semuanya, penyakitku. Aku menangis, sekarang aku sadar siapa itu Renald, Indra, Oliver, mereka adalah Rio, aku ingat semuanya, aku ingat, dan yang paling aku ingat adalah aku sangat sayang Rio.

Oleh Arif Fathurrohman atau Shujin

Penulis sempat menggunakan nama pena "Jein Gemini Oktaviany", pelajar di SMKN 1 Cimahi, lahir di Bandung, 13 Juni 1997, hobi menulis, mempunyai blog cerpen shujinkonyol.blogspot.com

 

(Bagi Anda yang memiliki cerita pendek dan bersedia dipublikasikan, silakan kirim ke alamat email: news@okezone.com)

(ful)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini