Share

Taman Suci Suku Aborigin yang Kini Menjadi Populer Bagi Turis

Winda Destiana, Okezone · Senin 21 April 2014 00:12 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 19 544 972740 5lYxM8NLG3.jpg Uluru, Tjuta National Park, Australia (Foto: mnn)
A A A

Ketika semua orang modern datang untuk mengunjungi situs alam yang indah, banyak pengalaman yang justru membangkitkan rasa damai dan ketenangan dari tempat tersebut.

 

Sepanjang sejarah peradaban di dunia beberapa tempat dijadikan tempat spiritual atau agama dan dianggap penting untuk menambahk kespiritual masing-masing individu. Tempat-tempat tersebut ada yang alami, dan adapula yang dibuat oleh manusia. Beberapa masih digunakan sebagai ritual kuno, dan beberapa diantaranya menjalankan fungsi keduanya, ritual dan wisata.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

Beberapa tempat suci tersebut yang juga dijadikan tempat wisata seperti yang dilansir dari Foxnews:

 

Uluru, Tjuta National Park, Australia

 

Terletak di sisi selatan utama Amadeus, taman ini terdiri dari dataran luas berpasir, bukit pasir serta gurun aluvial, diselingi monolit Uluru dan Kata Tjuta. Uluru terdiri dari bebatuan berpasir keras akibat erosi di sekitarnya. Sementara Kata Tjuta sendiri terdiri dari 36 kubah batu yang curam namun memiliki struktur yang lebih halus. Kedua situs ini dianggap suci oleh sebagian besar penduduk asli Australia, aborigin.

 

Mereka percaya bahwa bebatuan ini dibangun selama periode masa lampau dan masih dihuni oleh roh leluhur. Para arkeolog juga menyatakan bahwa di tempat ini pernah ada kehidupan manusia sejak 20 ribu tahun yang lalu. Dikendalikan oleh pemerintah pariwisata setempat, tempat ini terbuka untuk umum dan meskipun upacara ritual masih kerapkali dilakukan di beberapa lokasi yang ada di kawasan ini oleh penduduk setempat.

 

Taman ini juga memiliki sebuah pusat kebudayaan dan situs seni cadas Aborigin yang juga akan dijelaskan oleh pemandu wisata setempat kepada setiap wisatawan yang datang. Pengembangan pariwisata di kawasan ini dimulai sejak 1950. Namun hal itu justru membawa dampak yang merugikan. Pada tahun 1970 kemduian dihapuskan segala bentuk akomodasi yang berkaitan dengan wisata.

 

Namun, sejak ditetapkan sebagai situs warisan dunia, taman ini justru membawa lebih dari 400 ribu wisatawan dan akhirnya kawasan ini kembali dibuka untuk umum meski sebagian besar wilayah masih digunakan untuk kegiatan keagamaan penduduk setempat. Peningkatan pariwisata yang signifikan tersebut membawa manfaat ekonomi dan regional serta menyajikan nilai-nilai budaya yang dibutuhkan wisatawan.

(ftr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini