Share

Mahasiswa S2 Double Degree UGM Belajar Bencana Alam di Belanda

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Minggu 20 April 2014 11:22 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 20 373 972896 1ucow1RY6a.jpg
A A A

JAKARTA - Sebanyak 10 mahasiswa Program Double Degree MSc Geo Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bertolak ke Belanda. Keberangkatan mereka sebagai bagian dari Program Double Degree Geoinformasi untuk Manajemen Bencana (Faculty of Geo-Information Science and Earth Observation) atau dalam Bahasa Belanda dikenal dengan singkatan ITC.

Para mahasiswa program “double degree” tersebut menerima Beasiswa StuNed dari Pemerintah Belanda melalui Nuffic Neso Indonesia untuk belajar di Belanda. Mereka akan berpartisipasi dalam kursus selama lima bulan mengenai Manajemen Risiko Bencana di University of Twente di kota Enschede, Belanda.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Pelepasan peserta pelatihan dilakukan di Kantor Nuffic Neso Indonesia oleh Team Coordinator Scholarships Nuffic Neso Indonesia, Indy Hardono. Dia menjelaskan, penilaian bahaya alam dan pemantauan termasuk kerentanan dan penilaian risiko bencana adalah tema khas yang menjadi domain studi di ITC. "Reputasi ITC sebagai lembaga pendidikan di bidang penataan ruang dan geo-informasi sudah sangat diakui," ujarnya seperti siaran pers yang diterima Okezone, Minggu (20/4/2014).

Program ini merupakan kerja sama antara Beasiswa SPIRIT atau Program Beasiswa Penguatan Lembaga Reformasi yang dikelola oleh BAPPENAS. BAPPENAS mendanai program studi (prodi) para mahasiswa yang berlangsung di UGM, sementara Nuffic Neso Indonesia mendanai kelanjutan dari program ini di Belanda.

Kursus ini bertujuan untuk memperdalam ilmu penilaian kerentanan bahaya dan perencanaan pengembangan pada manajemen risiko bencana. Selain itu, program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para Mahasiswa dan untuk meningkatkan penelitian dan kerja sama bilateral.

Penerima beasiswa StuNed terdiri dari staf dari kantor Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau, Kantor Pertambangan dan Energy Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Pusat Manajemen Mangrove Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Kantor Perencanaan  Kehutanan Dinas Kehutanan Pemerintah Daerah Kabupaten Sijunjung, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Perumahan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Yogyakarta, Teluk Cendrawasih National Park, Kemenhut Biro Perencanaan dan Kerja sama, KESDM dan Taman Nasional Kerinci Seblat Kemenhut.

(fmh)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini