JAKARTA - Kinerja PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) harus ditingkatkan lagi. Hal ini perlu dilakukan, agar tidak menjadi alasan akuisisi oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Demikian diungkapkan oleh pengamat ekonomi, Rizal Ramli, dalam acara apel kesetian bela BTN sebagai awal gerakan melawan akuisisi oleh PT Bank Mandiri Tbk di Kantor BTN, Harmoni, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014).
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Kinerja BTN bisa dibenahi. Tadi saya baca balance sheet-nya BTN, kurang berimbang. Kredit macetnya bisa diturunkan yang sekarang 4,7 persen bisa menjadi 2 persen. Lalu struktur funding kurang berimbang, dana jangka panjang kurang dari 10 persen dari DPK, jadi enggak optimal dan berimbang. Itu harus diperbaiki. Saya yakin karyawan BTN bisa lakukan itu," jelasnya.
Rizal menambahkan, selain itu BTN seharusnya menerbitkan obligasi jangka panjang dengan waktu 10-15 tahun ke depan, hal ini akan membuat Bank BTN kembali sehat.
"Saya minta Direksi BTN, tidak hanya melawan tapi siapkan blue print bagaimana untuk perbaikan BTN. Ini tinggal diperbaiki strukturnya," tegas Rizal.
Menurut Mantan Menko Perekonomian, kelemahan Bank BTN juga karena tidak banyaknya jumlah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Tapi bisa kerjasama ini dengan Bank BRI, karena ATM Bank BRI paling banyak, bisa sewa Sehingga nasabah BTN ini bisa ambil dari ATM BRI. Sehingga funding bisa bagus. Saya percaya bank ini hebat, dan karyawan juga, kalau enggak direksinya kurang jago," paparnya.
(wdi)
