JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milk Negara (BUMN) telah mengizinkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) untuk mengakuisisi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Namun rencana ini tentang oleh Serikat Pekerja (SP) BTN.
Pasalnya gagasan akuisisi ini menimbulkan kecemasan SP BTN yang akan adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran. Pengamat ekonomi, Rizal Ramli, mengakui dengan akuisisi ini tentunya pegawai BTN mengalami kecemasan timbulnya PHK.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Karena langkah ini tidak tepat mengingat BTN mempunyai sejarah yang cukup panjang, termasuk dalam membuka lapangan pekerjaan sebagai bankĀ perumahan rakyat pertama di Indonesia," ungkap Rizal di Kantor BTN Harmoni, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014).
Hal senada dikatakan oleh Ketua Umum Serikat Pekerja BTN, Satya Wijayantara. Menurut dia, ini akan menimbulkan kekhawatiran terjadinya PHK. Karena aksi korporasi tersebut selalu diiringi dengan efisiensi termasuk pegawai.
"Ya pasti akan berdampak kepada proses PHK dalam skala besar, mengingat akuisisi selalu diiringi dengan efisiensi yang memunculkan program rasionalisasi pegawai. Aksi ini telah menjadi beban nasional berupa PHK atas warga negara dalam status terdidik," tegas dia.
Seperti yang diketahui, para pekerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) yang tergabung dalam Serikat Pekerja (BTN) hari ini melakukan acara apel kesetian Bela BTN sebagai awal gerakan melawan akuisisi oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di Kantor Bank BTN Harmoni, Jakarta Pusat.
(wdi)