Share

Kampanye Antirokok Harus Berdasarkan Kebenaran & Kejujuran

Rizka Diputra , Okezone · Senin 21 April 2014 15:27 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 21 337 973398 ntZbvT2THY.jpg Museum rokok kretek (foto: rcti)
A A A

JAKARTA - Masyarakat yang menamakan dirinya Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK) menilai propaganda antitembakau yang dilakukan oleh kelompok tertentu di Indonesia tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

 

Menurut pandangan KNPK, perang terhadap tembakau telah menjelma menjadi 'monster' kebohongan dan kerakusan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

"Propaganda tampil sebagai fakta-fakta. Yang jadi korban pertama dalam perang melawan tembakau adalah kebenaran,” ujar peneliti KNPK, Zulvan Kurniawan, Senin (21/04/2014).

 

Dia mengungkapkan, pernyataan organisasi kesehatan dunia WHO tidak lain daripada propaganda yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dirinya menganggap, propaganda antirokok tidak berdasarkan kebenaran, tidak bertanggungjawab dan liar.

 

"Tembakau bukan penyebab dari risiko segala macam penyakit sebagaimana disebutkan WHO selama ini," imbuhnya.

 

Lebih lanjut Zulvan mengutip beberapa hasil riset, di antaranya seperti yang dimuat dalam British Journal of Cancer (2002) yang membuktikan, tidak adanya hubungan antara merokok dengan risiko kanker payudara.

 

Hasil kajian lain yang dikenal dengan sebutan Roll Royce of Studies menjelaskan, tidak adanya hubungan antara merokok dengan sakit jantung seperti dimuat dalam Journal of Critical Epidemology 42, Nomor 8 tahun 1989.

 

“Hasil studi tersebut justru menguak, kegelisahan, kemiskinan, perubahan ekonomi, dan sosial mempunyai hubungan dengan penyakit jantung. Fakta yang terungkap bahwa seseorang yang berhenti merokok namun kehilangan rumah tempat tinggal secara umum berada pada risiko terkena penyakit jantung karena faktor stres,” paparnya.

 

Pihaknya pun meragukan bahwa propaganda anti merokok itu semata-mata hanya untuk kepentingan kesehatan masyarakat. Dia mengaku sangat tidak rela jika mengorbankan para petani tembakau, industri nasional kretek yang menyerap banyak tenaga kerja dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa.

 

“Kita tentu akan mendukung kampanye anti merokok dan kebijakan kesehatan publik jika didasarkan pada kebenaran dan kejujuran. Jika mengorbankan kebenaran dan di atas kebohongan argumentasi demi kepentingan tertentu, jelas tidak kita dukung,” tegasnya. 

(sus)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini