Share

Belajar Budaya Asing dari Tariannya

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Senin 21 April 2014 10:13 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 21 373 973152 F4aAWadDO9.jpg Deutsche Tanzen Unesa. (Foto: dok. Unesa)
A A A

JAKARTA - Untuk mengusasai suatu bahasa asing, kita enggak cukup mempelajari tata bahasanya saja. Sebaliknya, kita perlu juga mengenal budayanya.

Inilah yang dilakukan Himpunan Mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Jerman Universitas Negeri Semarang (Unesa). Melalui grup tari bernama "Deutsche Tanzen" atau Divisi Tanzen (DT), mereka belajar tentang budaya Jerman dalam bentuk tarian tradisional yang dilakukan secara berpasangan.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Ketua DT, Alsin Pare, berujar,  grup tari sudah tiga tahun terbentuk itu  beranggotakan 10 orang;  lima perempuan dan lima laki-laki yang mengambil studi Bahasa Jerman di Unesa. Tahun ini DT membuka pendaftaran untuk anggota baru.

"Tetapi yang daftar baru mahasiswa perempuan saja, karena mahasiswa laki-laki di prodi ini cukup langka dan tidak semua mau diajak ke DT," kata Alsin, seperti dilansir Unesa, Senin (21/4/2014).

Alsin dkk menyadari peran mereka sebagai agen penyampai budaya Jerman. Karena itu, mereka berupaya melebarkan jangkauan aktivitas DT hingga ke luar kampus, misalnya tampil dalam talkshow di televisi lokal Surabaya.

"Talkshow ini sekaligus menjadi untuk memperkenalkan prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jerman Unesa ke masyarakat luas," imbuh Alsin.

DT juga kerap diundang tampil dalam berbagai acara, baik di dalam maupun di luar kampus. Tarian yang pernah dibawakan yakni Mühlradl Tanz. Ini merupakan salah satu tarian tradisional Jerman. Penari perempuan mengenakan pakaian tradisional wanita Jerman, dirndl, dan penari laki-laki mengenakan lederhose, pakaian tradisional pria Jerman.

Panggung DT lainnya adalah Wisma Jerman Surabaya di depan kafe Bromo Sheraton Surabaya Hotel and Towers, Surabaya. Ketika itu DT tampil dalam acara "Oktoberfest".

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini