Share

2016, Properti Indonesia Diprediksi Kembali Bergairah

Meutia Febrina Anugrah , Okezone · Senin 21 April 2014 15:01 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 21 471 973370 OQMGGzKgnI.jpg (Foto : Okezone)
A A A

JAKARTA - Sejak diberlakukannya pengetatan dalam aturan kepemilikan properti oleh Bank Indonesia (BI), pasar properti Indonesia mulai mengalami perlambatan. Perlambatan itu ditambah dengan ditetapkannya tahun 2014 sebagai tahun politik, sehingga banyak pengembang yang lebih menunda semua proyeknya.

Menurut Anggota Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda setelah pemilu diperkirakan pasar properti Indonesia akan mengalamiu kenaikan lagi, namun tetap masih dalam siklus perlambatan. Ali menilai, agar properti Indonesia bisa naik kembali dibutuhkan waktu, karena pasar sudah terlalu jenuh dengan harga yang sudah terlalu tinggi. Menurutnya tahun 2016 pasar properti di Indonesia akan mengalami kenaikan lagi.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Pengembang saat pemilu memang menunda proyeknya. Namun setelah pemilihan presiden (Pilpres), diperkirakan mereka akan gencar mengeluarkan proyeknya. Sementara untuk 2015, menurut saya masih ada peningkata, tetapi tetap lebih rendah dibanding dua tahun yang lalu," ucapnya pada media di Kantor IPW di Pasar baru, Jakarta, Senin (21/4/2014).

Faktanya, lanjut Ali, perlambatan ini bisa dilihat dari triwulan pertama 2014. Berdasarkan survey yang dilakukan IPW, didapat hasil pada triwulan pertama 2014 pasar menengah atas atau harga rumah kisaran Rp1 miliar keatas jatuh hingga 49 persen diakibatkan menurunnya permintaan.

"Saat ini tren sudah bergeser dari pasar menengah atas ke pasar menengah. Dulu pasar menengah atas menguasai pasar hingga 30 persen. Sekarang turun hampir setengahnya yaitu 15 persen. Saat ini justru pasar menengah (rumah kisaran harga Rp500 juta keatas) yang menguasai pasar, persentasenya sampai 40 persen, dan sisanya dikuasai oleh pasar menengah kebawah," jelasnya.

Ditanya pendapatnya mengenai pencalonan Jokowi sebagai presiden, Ali mengaku presiden terpilih akan mempresentasikan kepentingan rakyat.

 "Siapapun presiden yang terpilih itu kan merepresentasikan pilihan dari rakyat," jelas dia.

(wdi)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini