Share

Rumah Panjang, Heart of Borneo

Fitri Yulianti, Jurnalis · Selasa 22 April 2014 22:50 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 22 408 974166 corPMal1rZ.jpg Rumah Panjang Saham (Foto: Mutya/Okezone)

RUMAH panjang adalah jantung dari struktur sosial kehidupan suku Dayak sekaligus cerminan hidup keseharian salah satu suku adat yang mengagumkan. Hebatnya, rumah ini bisa didiami puluhan kepala keluarga.

Rumah panjang, yang merupakan rangkaian tempat tinggal tersambung, telah dikenal hampir seluruh suku Dayak. Orang Iban menyebutnya “Rumah Panjae” dan orang Banuaka’ menyebutnya “Sao Langke”.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Selama puluhan dekade, suku Dayak membangun tatanan sosial, ekonomi, budaya, dan politik mereka di sekitar rumah panjang. Rumah panjang atau rumah betang adalah rentetan rumah-rumah pribadi (bilek atau lawang) yang bersambung menjadi satu kesatuan, dibangun dengan konstruksi dari kayu belian yang kokoh.

Tempat ini bukan hanya sebuah hunian untuk berlindung bagi sekelompok komuni. Ini juga pusat kebudayaan mereka karena hampir seluruh kegiatan hidupnya berlangsung di sana. Melakukan kegiatan, seperti memandai besi, menganyam rotan, dan berbagai proses pembuatan piranti hidup, terjadi di sini. Proses pendidikan yang dilakukan secara turun-temurun menjadi catatan sejarah dalam rumah panjang.

Ini seperti terlihat di Kabupaten Landak, tepatnya di Kampung Saham, Kalimantan Barat, saat Okezone sempat menyambanginya. Rumah Panjang Saham, namanya, yang dihuni oleh 43 keluarga. Rumah ini sudah tua, kabarnya sudah berdiri sejak 1875 atau lebih dari 130 tahun. Seperti namanya, rumah adat ini memang benar-benar panjang, mencapai 180 meter.

Rumah ini dibangun dari kayu ulin, kayu khas Kalimantan yang bertambah kuat bila sering terkena air. Rumah Panjang Saham sudah mengalami beberapa kali renovasi, meski banyak juga beberapa bagiannya yang masih asli dari sejak pertama kali dibangun.

Udara begitu panas saat Okezone mengunjungi Kampung Saham. Namun, hawa tersebut langsung berganti dengan kesejukan ketika kami memasuki Rumah Panjang Saham dan disambut dengan senyuman ramah penghuninya.

"Banyak wisatawan yang ke sini, kadang ada pula peneliti asing yang ingin mendalami kehidupan masyarakat tradisional Dayak," cerita Albertus, salah seorang penghuni Rumah Panjang.

Saat berada di rumah ini, Anda akan mampu merasakan ikatan kuat antar satu sama lain penghuninya. Mereka hidup dengan cara bergotong royong dan bekerja sama. Karena tanpa semua itu, mereka tidak akan bisa hidup rukun dalam satu atap Rumah Panjang Saham.

Rumah Panjang Saham bisa ditempuh dengan sekira satu jam perjalanan dari Ngabang, Kabupaten Landak. Untuk mencapainya, Anda bisa menggunakan kendaraan beroda empat atau dua, dengan jalan yang sedikit berbatu. Namun, perbukitan hijau dan hutan di sekelilingnya menambah suasana petualangan saat Anda menuju rumah tradisional ini. Untungnya, sebagian besar jalan sudah beraspal, sehingga kami tidak kesulitan untuk mencapai objek wisata kebanggaan Kabupaten Landak ini.

(ftr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini