Share

Cara Begini Mampu Tangani Pelecehan Seks pada Anak

Marieska Harya Virdhani, Okezone · Rabu 23 April 2014 23:49 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 23 196 974904 DwQYGaT8tW.jpg Akrab dengan buah hati (Foto: Google)
A A A

MARAKNYA kasus pelecehan seksual pada anak membuat para orangtua merasa khawatir. Salah satunya yang terjadi pada siswa TK di Jakarta Internasional School (JIS) baru-baru ini.

Kasus pelecehan seksual pada anak juga mengundang rasa prihatin

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kepala BKKBN Wilayah Provinsi Jawa Barat Siti Fathonah menyesalkan pengawasan JIS yang begitu ketat tetap saja kecolongan.

"Ini muncul satu kasus di dunia pendidikan yang qualified. Kurang qualified apa JIS itu, ada CCTV pengawasan di mana-mana, tapi masih kecolongan," ucapnya kepada wartawan usai acara Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Kota Depok di Balaikota Depok, Selasa, 22 April 2014.

Siti menambahkan, bukan hanya parenting soal pendidikan seks, sebab para orangtua tak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah. Namun, membangun komunikasi terhadap anak adalah kunci utama.

"Bayangkan saja pada kasus JIS ini jedanya kan lama baru ketahuan. Anak tak bisa komunikasi secara lugas dengan orangtuanya. Kita harus koreksi diri, bagaimana bicara anak dengan tanpa batas. Banyak orangtua sudah menjustifikasi anak, 'Tuh kan mama bilang juga apa'," katanya.

Pendidikan seksual sejak dini, kata Siti, juga penting diperkenalkan secara berjenjang. Walaupun sejak usia balita hingga menjelang akil baligh.

"Banyak caranya karena kita tak bisa pukul rata anak. Stage umur ikuti jenjang umur, umur dua tahunan, tiga, empat, lima sampai jelang menstruasi atau akil baligh. Harus wajib diberikan pengetahuan itu," ungkapnya.

Artinya, anak memahami siapa dirinya serta anatomi tubuhnya hingga bagian reproduksi dan cara menjaganya. Sebab, pelajaran yang diberikan di sekolah dinilai tidak cukup mengupas tuntas lebih jauh.

"Anak harus kenali bahwa mereka punya mata, hidung tangan, organ reproduksi. Itu nomor satu. Kami dalam bidang Bina Keluarga Balita dan genre remaja, ikut sosialisasikan ini, karena di sekolah enggak dapat itu. Paling hanya pelajaran biologi, olahraga dan agama, itu pun tak dikupas tuntas," tandasnya.

(tty)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini