Share

Berhenti Kerja Part Time, Enggak Ya?

Rifa Nadia Nurfuadah , Okezone · Rabu 23 April 2014 16:06 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 23 373 974617 BWQALwuQnK.jpg Tukang cuci piring adalah salah satu pekerjaan paruh waktu yang banyak dijalani mahasiswa. (Foto: Reuters)
A A A

JAKARTA - Andrew dan Rama adalah dua mahasiswa Indonesia di Melbourne University. Selama sekian tahun merantau, keduanya tidak hanya sibuk kuliah dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Di waktu senggang, mereka bekerja.

Menurut Rama, tidak terlalu sulit baginya untuk mencari kerja di sekitar kampus. Banyak restoran maupun toko yang membutuhkan tenaga kerja paruh waktu.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Saya dibayar 18 dolar per jam sebagai pegawai part time di sebuah restoran fast food di Melbourne," kata Rama, ketika berbincang dengan Okezone di Melbourne University, belum lama ini.

Tidak jauh berbeda, Andrew juga bekerja di restoran. Spesialisasinya, tukang cuci piring.

"Dalam seminggu, maksimal saya bekerja 20 jam. Jam kerjanya juga tidak memberatkan dan mengganggu jadwal kuliah," tuturnya.

Keduanya hanyalah sedikit contoh dari kehidupan yang dijalani mahasiswa; kuliah dan menyambi bekerja. Biasanya, mahasiswa menjalani kuliah sambil bekerja untuk menyokong kebutuhan finansial sehari-hari. Tetapi, ada juga yang bekerja sambilan hanya untuk mencari pengalaman.

Nah, jika kamu termasuk mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dan bingung apakah harus berhenti kerja, ajukan dulu pertanyaan-pertanyaan ini.

1. Apakah pekerjaan ini mengganggu kuliah?

Prioritas utama mahasiswa adalah kuliah. Sebaiknya, kamu menyesuaikan jadwal pekerjaan dengan jadwal kuliah. Beruntung jika kamu mendapatkan manajer yang baik dan mengerti statusmu. Tetapi jika pekerjaan telah membuatmu kelelahan, mungkin ini saatnya kamu mempertimbangkan berhenti bekerja. Demikian seperti disitat dari Surviving College, Rabu (23/4/2014).

2. Seberapa relevan pekerjaan ini pada karier masa depan saya?

Pertimbangkan, apakah pekerjaan paruh waktu yang kamu jalani relevan dengan rencana karier yang sedang kamu susun. Kemudian, pertimbangkan juga mengambil program magang di perusahaan yang bergerak pada bidang yang kamu minati dan menjadi bidikan kariermu.

3.  Apakah saya menikmati bekerja di sini?

Kebanyakan pekerjaan paruh waktu butuh tenaga dan tidak menyenangkan. Siapa sih yang dengan senang hati membuang sampah berkarung-karung, atau berurusan dengan pelanggan menjengkelkan atau melipat dan menyusun ratusan kemeja setiap hari? Tetapi, terkadang rekan kerja dan lingkungan kantor yang menyenangkan membuat kita kerasan.

4. Seberapa banyak saya membutuhkan pekerjaan ini?

Poin ini berkaitan erat dengan keuangan. Jika pekerjaan paruh waktu yang kamu jalani menyokong sebagian besar kebutuhan sehari-hari, maka pertimbangkan lagi keinginan untuk berhenti. Atau sebaliknya, jika tabunganmu cukup dan kamu sudah kelelahan dengan pekerjaan tersebut, maka berhenti mungkin menjadi pilihan terbaik.

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini