Share

"Marquez Rasuki Pikiran Lorenzo"

Randy Wirayudha, Jurnalis · Rabu 23 April 2014 09:29 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 23 38 974282 hLJsowcBA2.jpg Jorge Lorenzo Guerrero di terpa "mimpi buruk" pada dua seri awal (Foto: MotoGP.com)
A A A

HOUSTON – Ada apa dengan Jorge Lorenzo? Pada dua seri pertama, joki Movistar Yamaha itu bagaikan mengalami mimpi buruk. Beragam alibi memang sudah sempat dikemukakan Lorenzo sendiri. Tapi legenda hidup Kevin Schwantz punya versi sendiri menyoal ada apa dengan Lorenzo.

 

Di seri pembuka GP Qatar, jawara musim 2010 dan 2012 itu mengalami crash dan gagal merampungkan lomba. Adapun di seri Austin, blunder Lorenzo lebih janggal lagi. Melakoni jump start, Lorenzo berdalih ada serangga yang menyelinap masuk ke dalam helmnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

Namun beda lagi menurut penuturan Schwantz. Buat mantan rider era 80an sampai 90an itu, problemnya ada pada pikiran Lorenzo sendiri. Pikiran yang dirasuki rival yuniornya di tim Repsol Honda, Marc Márquez.

 

Betapa tidak. Pikiran Lorenzo dikatakan langsung kacau ketika melihat Márquez mampu menang di kala dirinya terjerembab di aspal Losail. Apalagi, sampai sekarang pun sedianya kondisi Márquez belum sepenuhnya prima usia cedera.

 

“Marc merasuki kepala Lorenzo sejak dia jatuh di Qatar di mana Marc menang. Lorenzo melihat seorang bocah yang tak 100 persen fit setelah pata kaki, tapi mendominasi. Ketika Marc 100 persen, saya pikir keadaannya akan lebih parah buat keduanya,” papar Schwantz, seperti dikutip MCN, Rabu (23/4/2014).

 

“Dia belajar pada level tinggi dan dia tetap ada di motornya ketika Anda baru siap menunggangi motor. Tak ada yang lebih mengganggu Lorenzo sampai Marc melakukan sesuatu yang menyakitinya. Padahal dia baru berusia 21 tahun dan hanya berpostur 10 kaki, namun bisa melesat bak peluru. Saya tahu perasaan macam itu,” lanjutnya.

 

Sebagai senior dan juga veteran, Schwantz tak ingin hanya menerbangkan sanjugan tinggi pada Márquez, tapi juga mencoba “cover both side” dengan memberi sedikit saran buat Lorenzo dan mungkin juga Dani Pedrosa, rekan setim Márquez yang juga acap dibayang-bayangi Márquez.

 

Schwantz punya tips di mana seyogyanya, Lorenzo dan Pedrosa sudah mulai “menyerang” Márquez, sejak dimulainya sesi latihan perdana – tidak hanya saat lomba saja. Lorenzo dan Pedrosa mesti balik merasuki pikiran Márquez sejak dini sebelum hari balapan.

 

“Jika saya Lorenzo atau Pedrosa, saya akan coba mengganggunya di setiap sesi latihan, saya akan mengerem di sisi dalam dan berusaha menyingkirkannya ke tepi trek sembari merasuki pikirannya. Pasalnya sekarang tak ada siapapun yang bisa mengganggu fokusnya,” sambung Schwantz.

 

“Márquez tak tersentuh usia Qatar. Dia juga tak menjalani sejumlah tes pada enam pekan terakhir dan pertama kalinya dia menunggangi motor, dia langsung menang dan saya pikir, pembalap lain berada dalam masalah. Ketika dia lebih percaya diri dan lebih bugar, dia akan memecundangi siapapun,” tambah Schwantz lagi.

 

“Dia terlihat nyaman dan saya sempat bicara dengan Wayne Rainey tentang ini karena Marc, sangat nyaman pada kondisi 110 persen. Dia bukan tipe pembalap yang biasa bertarung dengan 90-95 persen kemampuan. Marc selalu 110 persen setiap lap menggeber motornya. Saya tak pernah melihat siapapun seperti Marc,” tuntasnya.

(raw)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini