Share

Survei: Wisatawan Indonesia Bakal Naikkan Bujet Liburan

Fitri Yulianti, Okezone · Kamis 24 April 2014 09:10 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 23 407 974762 nayP40EDO3.jpg Candi Prambanan (Foto: Prabowo/Okezone)
A A A

JAKARTA - Situs perjalanan TripAdvisor mengumumkan hasil dari edisi ketiga TripBarometer, survei mengenai akomodasi dan wisatawan terbesar di dunia. Di 2014, Indonesia bakal menaikkan bujet liburannya.

Penelitian yang dilakukan dua kali dalam setahun ini dilaksanakan atas nama TripAdvisor oleh firma penelitian independen Ipsos yang menyoroti negara, wilayah, dan tren perjalanan dunia menurut lebih dari 61.000 wisatawan dan pengusaha perhotelan di seluruh dunia. Penelitian dilakukan terhadap 621 responden dari Indonesia. Selain mengungkap perubahan dalam rencana belanja dan pola perjalanan di seluruh dunia, TripBarometer juga melaporkan perbedaan perilaku dalam perencanaan dan kebiasaan pemesanan dari wisatawan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Hasil dari penelitian TripBarometer menunjukkan gambaran positif untuk industri perjalanan global–secara keseluruhan wisatawan merencanakan lebih banyak anggaran untuk liburan tahun 2014 dengan rata-rata anggaran per tahun meningkat dari USD5.955 tahun 2013 ke USD6.136 untuk tahun ini, peningkatannya sebesar 3%.

Wisatawan Indonesia adalah salah satu dari wisatawan dunia yang kemungkinan besar akan meningkatkan anggaran perjalanannya tahun ini. Rata-rata, wisatawan Indonesia berencana meningkatkan anggaran wisata sebesar 18% dari USD2.650 tahun 2013 ke USD3.121 tahun 2014 walaupun angka ini masih jauh dibandingkan rata-rata anggaran perjalanan global.

Selain itu, proporsi dari wisatawan yang merencanakan untuk lebih banyak berwisata meningkat hampir di semua pasar. Tahun ini 90% dari wisatawan dunia berencana melakukan wisata domestik (naik dari 87% tahun 2013) dan 77% berencana untuk berwisata ke luar negeri, naik 12 % dibandingkan dengan 2013 (65%). Di Indonesia, 92% berencana untuk berwisata domestic (sama dengan tahun 2013) sementara 65% berencana berwisata keluar negeri (naik dari 55% di tahun 2013).

Anggaran meningkat, wisatawan masih mencari harga murah

Wisatawan Afrika Selatan berencana meningkatkan anggaran perjalanan mereka paling besar tahun ini, naik 30% dari 2013, diikuti oleh wisatawan Indonesia, Australia, dan Malaysia. Walaupun optimisme yang relatif rendah terhadap perekonomian (hanya 11% dari responden di dunia dan 29% dari responden Indonesia menghabiskan lebih banyak untuk perjalanan wisata karena mereka percaya terhadap perekonomian), para wisatawan tidak bersedia melupakan liburan mereka, dengan banyak pilihan untuk berburu harga murah dan mengorbankan hal-hal lain dalam hidup mereka demi anggaran perjalanan wisata.

Kecenderungan untuk melakukan lebih banyak penelitian untuk mendapatkan harga lebih murah semakin besar di kalangan wisatawan. Mayoritas wisatawan (dunia: 54%; Indonesia: 55%) mengatakan bahwa pilihan liburan mereka seringkali ditentukan oleh ketersediaan penawaran murah atau penawaran khusus. Bahkan, responden TripBarometer baik di dunia maupun di Indonesia mengatakan bahwa ‘harga’ (95%) dan ‘penawaran khusus’ (global: 44%; Indonesia: 63%) adalah faktor penting dalam mengambil keputusan dalam memesan akomodasi.

Penelitian tersebut mengungkap bahwa fluktuasi mata uang kemungkinan besar mempengaruhi rencana wisatawan Indonesia, dengan 83% mengindikasikan bahwa hal ini mempengaruhi rencana liburan mereka, dibandingkan dengan 44% di dunia. Walaupun demikian, mereka yang menerima dampak dari hal ini masih berencana untuk melakukan perjalanan; dari wisatawan yang mengatakan fluktuasi mata uang akan mempengaruhi mereka, 53% dari responden global dan 50% responden Indonesia akan mencari lebih banyak penawaran dengan harga terbaik.

Namun, pengusaha hotel dunia beranggapan bahwa ulasan online lebih penting dibandingkan faktor harga dalam mempengaruhi keputusan pemesanan wisatawan. Demikian juga dengan pengusaha hotel Indonesia yang memandang ulasan online (68%) memiliki dampak terbesar saat wisatawan melakukan pemesanan akomodasi, diikuti dengan harga (54%) dan rekomendasi dari teman dan keluarga (40%). Hasil-hasil ini menggambarkan bahwa walaupun pengusaha hotel tahu bahwa harga adalah faktor penting, mereka percaya bahwa tarif hotel dikombinasikan dengan reputasi online yang baik akan mempengaruhi keputusan pemesanan wisatawan.

Melihat 12 hingga 24 bulan ke depan, Eropa berada di posisi teratas sebagai tujuan wisata yang direncanakan wisatawan global (46%), diikuti oleh Asia (39%) dan Amerika Utara (32%). Australia dan Italia berada di posisi teratas sebagai tujuan wisata yang akan dipilih wisatawan jika mereka tidak harus mempertimbangkan anggaran. Jepang (27%) adalah tujuan wisata ‘impian’ bagi wisatawan Indonesia untuk 12-24 bulan ke depan, diikuti oleh Inggris (26%) dan Amerika (24%).

“Penjelajahan kembali ke dalam agenda tahun 2014, dengan lebih banyak wisatawan merencanakan perjalanan internasional tahun ini,” kata Marc Charron, President TripAdvisor for Business.

“TripBarometer menawarkan informasi mengenai kebutuhan dan perilaku konsumen di pasar perjalanan yang saat ini berubah cepat. Ini memberikan wawasan berharga untuk bisnis perhotelan dalam menarik konsumen baru. Wisatawan kini meningkatkan anggaran, namun mereka mencari penawaran murah, berharap akomodasi pilihan mereka sesuai dengan nilainya. Penawaran khusus, fasilitas tambahan dan layanan baik akan jadi faktor-faktor penting dalam mempengaruhi tamu-tamu potensial," jelasnya, dalam siaran persnya, Kamis (24/4/2014).

Peningkatan dalam anggaran perjalanan dan perencanaan perjalanan dicerminkan dalam kepercayaan bisnis, dengan 70% dari pengusaha hotel dunia yang mengatakan bahwa mereka optimis dengan profitabilitas mereka di tahun depan (naik dari 67% di tahun 2013). Dibandingkan dengan rata-rata dunia, pengusaha hotel Indonesia nampaknya lebih positif, dengan 88% mengklaim bahwa mereka optimis dengan profitabilitas mereka di tahun depan (naik dari 86% tahun 2013). Lebih dari setengah (57%) pengusaha hotel Indonesia juga merencanakan untuk menaikkan tarif kamar dengan 62% mengatakan ini karena biaya tambahan yang meningkat.

(ftr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini