Share

Duh, Anak Malah Lebih Rajin Nonton Televisi

Marieska Harya Virdhani, Okezone · Kamis 24 April 2014 07:23 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 24 196 974960 uEHokWU3K8.jpg Nonton televisi (Foto: Google)
A A A

MEEDIA televisi dan gadget di era modern ini membuat para orangtua menjadikan alat-alat canggih tersebut sebagai jalan pintas. Bahkan, orangtua justru sengaja memberikan anak peralatan tersebut agar anak- anak mereka betah di rumah, mudah saat disuapi makan hingga tidak rewel.

Padahal, anak Indonesia sejatinya harus mengenal budaya membaca. Jika masih balita, orangtua dapat memerkenalkannya dengan bertutur melalui dongeng. Lewat dongeng, daya khayal imaginasi anak dapat terbangun.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Salah satu pendongeng dari Dongeng Ceriaa dan Energi Positif Foundation Iman Suhaman menuturkan, melalui nilai-nilai di dalam dongeng, anak dapat masuk dalam dunia khayal yang merasuk ke dalam jiwa mereka. Saat tampil di SDN 05 Sawangan, Jalan Abdul Wahab, Depok, Iman menyampaikan dongeng berjudul “Cici Rajin Nonton Televisi”.

"Awalnya anak-anak tertawa gembira karena dongengnya lucu, lalu sampai menangis di akhir cerita karena dapat klimaksnya. Dengan cerita 'Cici Rajin Nonton TV', menyampaikan bahwa anak Indonesia semestinya rajin belajar, tetapi fenomena yang terjadi malah anak-anak lebih kenal tayangan televisi, kami coba mengajak orangtua meninggalkan hal-hal yang tak ada nilai positifnya," jelasnya dalam acara “Dongeng Anak Negeri bersama Alfamart”, Depok, Rabu, 23 April 2014.

Lewat dongeng, kata Iman, cerita tersebut akan masuk ke alam bawah sadar dan imajinasi anak-anak. Keberhasilan seorang anak bisa diawali dari mimpi.

"Sumber mimpi itu adalah dongeng. Negara ini mau merdeka saja dengan mimpi dan harapan. Dongeng itu, seni budaya tertua, kuat banget sebagai media kepada anak-anak. Anak sekarang malah maunya jadi anak boyband," jelasnya.

Tayangan televisi bahkan kerap ditonton anak-anak hampir di masa peak Tour, yakni dari pukul 16.00-19.00 WIB. Banyak budaya hedonisme, sindiran, ataupun caci maki yang ditampilkan televisi dikonsumsi oleh anak.

"Orangtua pun malah senang nonton televisi kayaknya. Kami berupaya sebar virus dongeng ke rumah bahwa budaya tutur adalah hal yang baik," katanya.

Salah satu siswa kelas 6 SDN 05 Sawangan, Depok, Cecilia Putri sampai menangis di akhir cerita dongeng. Dia mengaku bahwa dongeng “Cici Rajin Nonton Televisi” mengajarkannya agar tidak boleh nakal kepada ibu.

"Cici anak yang nakal, di sekolah jarang ada dongeng, ibu di rumah juga jarang. Padahal, suka banget dongeng, jadi kata Cici kita enggak boleh nakal sama mama. Kalau nakal dosa," tuturnya.

(tty)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini