Share

Realisasi Investasi Ratusan Triliun, Penyerapan Tenaga Kerja Loyo

Petrus Paulus Lelyemin , Okezone · Kamis 24 April 2014 19:40 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 24 20 975428 jA2nyFVGfR.jpg Ilustrasi: (Foto: Reuters)
A A A

JAKARTA - Perolehan investasi yang mencapai angka tertinggi dalam satu kuartal pada kuartal pertama tahun ini ternyata belum mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan jumlah tenaga kerja di Indonesia.

Realisasi investasi kuartal I-2014 tercatat mencapai Rp106,6 triliun. Sementara penyerapan tenaga kerja justru menurun dibanding periode yang sama pada tahun lalu dan 2012.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar mengakui bahwa serapan tenaga kerja di periode tiga bulan ini tak sesuai dengan harapan lembaganya, melihat tren investasi di Indonesia.

"Di kuartal I ini, serapan tenaga kerja hanya 260.156 atau lebih rendah dari realisasi di kuartal I 2013 dan 2012 yang masing-masing sebanyak 361.924 dan 358.385," tuturnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (24/4/2014).

Menurut dia, menurunnya penyerapan tenaga kerja itu disebabkan karena investasi yang masuk ke Indonesia merupakan investasi yang nilainya besar namun tidak menyerap tenaga kerja yang banyak juga.

"Investor lebih mengikuti tren dan potensi yang ada. Jika potensi sumber daya alamnya besar investor akan ke sana, begitu juga kalau ada sumber daya manusia yang mau diupah murah," terangnya.

Inti persoalan tersebut menurut mantan Wakil Menteri Keuangan itu salah satu cara penanggulangan penyerapan tenaga kerja yang kurang adalah meningkatkan daya saing dan juga pengaturan besaran upah yang sesuai.

"Sistem upah tidak hanya terkait dengan upah minimum atau komponen hidup layak (KHL). Itu memang sudah harus dipenuhi, nggak ada kompromi lagi. Namun sistem upah yang tidak menyebabkan kehilangan peluang, bahkan mendorong investasi dan membuka lapangan kerja," pungkasnya.

(rzy)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini