Share

Biogas Bisa Jadi Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

Margaret Puspitarini , Okezone · Jum'at 25 April 2014 08:10 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 24 372 975466 xrCr0DjgVd.jpg Ilustrasi. (Foto: Reuters).
A A A

JAKARTA - Biogas merupakan sebuah alternatif energi dengan memanfaatkan limbah yang biasa digunakan oleh warga setempat sebagai bahan bakar untuk keperluan memasak. Padahal, jika diproses lebih lanjut, biogas ternyata bisa menghasilkan listrik dan menggerakkan mesin.

Oleh karena itu, sejumlah peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang tergabung dalam grup riset 'Sains untuk Rakyat' melakukan serangkaian riset dan uji coba pengolahan biogas dalam tahapan lebih lanjut. Mereka ialah Wiratni, Aswati Mindaryani, Imam Prasetyo, Teguh Ariyanto, dan Jayan Sentanuhady.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Grup ini didukung oleh Anies Mutiari dari LIPI Bandung untuk pengembangan unit pilot purifikasi biogas dan Daniel Tanto dari UD Santosa Teknik Klaten yang menjadi mitra dalam modifikasi generator listrik dan mesin-mesin industri kecil untuk dioperasikan menggunakan biogas.

Melalui riset tersebut, Wiratni dan kawan-kawan bertekad menjadikan biogas sebagai pengganti bahan bakar konvensional, baik bensin maupun solar untuk menggerakkan mesin-mesin pada industri kecil. Selain itu, tim juga bermaksud untuk mengonversi biogas menjadi listrik dan menjadikan biogas sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

Hal tersebut diwujudkan dengan membuat sebuah sistem purifikasi dan penyimpanan biogas dalam kemasan tabung atau tangki. "Dengan dikemas dalam tabung bisa lebih meningkatkan nilai jual biogas dan mudah dalam pendistribusiannya ke berbagai daerah," ujar Wiratni, seperti disitat dari situs UGM, Jumat (25/4/2014).

Sebelum dilakukan penyimpanan biogas dalam tabung atau penggunaan lain, misalnya sebagai bahan bakar generator listrik, terlebih dulu dilakukan pemurnian atau purifikasi. Mengapa harus dimurnikan dulu?

Wiratni menjelaskan, dalam biogas terkandung sekitar 50-60 persen metana yang merupakan bahan bakar. Sementara 40 persen sisanya adalah senyawa-senyawa pengotor, seperti karbondioksida, uap air, dan hidrogen sulfida.

"Gas-gas pengotor tersebut tidak bisa terbakar dan menurunkan nilai kalor biogas, bahkan menimbulkan korosi (karat) sehingga harus dihilangkan dulu sebelum biogas dipakai untuk pembangkit listrik atau dikompresi untuk disimpan dalam tabung," ungkapnya.

Dia menyebut, kontrol terhadap unsur-unsur dalam biogas sangat diperlukan agar diperoleh kadar metana (CH4) yang maksimal dan kandungan karbondioksida seminimal mungkin. Sistem purifikasi yang dikembangkan oleh grup riset 'Sains untuk Rakyat' mampu memurnikan biogas hingga kadar metana di atas 80 persen.

"Hasil terbaik dari proses pemurnian yang pernah diperoleh menghasilkan kadar metana hingga 95 persen, tetapi kami masih menguji reproducibility dari hasil ini. Efisiensi penyimpanan dan pemanfaatannya mencapai dua kali lipat biogas yang tidak dimurnikan dengan baik," papar Wiratni.

Proses purifikasi biogas, kata Wiratni, dilakukan menggunakan resin yang dapat memisahkan karbondioksida dan hidrogen sulfida dari biogas dengan mekanisme pertukaran ion. Dengan demikian, alat purifikasi dapat dibuat ringkas dan hampir tanpa cairan sehingga dalam melakukan pemeliharaan tidak terlalu sulit atau repot terhadap kemungkinan terjadi kebocoran.

"Perawatan hanya dengan melakukan penambahan air secara berkala untuk sekadar membasahi permukaan resin. Karbondioksida dalam biogas akan terikat secara fisis dan mudah untuk dilepaskan kembali jika resin sudah jenuh (proses regenerasi resin)," urainya.

Kemudian, lanjutnya, resin yang telah dipakai perlu dilakukan regenerasi dengan larutan basa. Jika alat ini dipasang di lokasi peternakan, regenerasi dapat dilakukan dengan mencuci resin menggunakan urin sapi.

"Untuk saat ini masih dilakukan sejumlah pengujian di laboratorium untuk mengoptimalkan unit alatnya supaya dapat dibuat satu paket dengan genset biogas yang sudah banyak beredar di masyarakat," kata Wiratni.

(ade)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini