Share

Minat Mahasiswa ITS Belajar Negara Lain Makin Tinggi

Margaret Puspitarini , Okezone · Kamis 24 April 2014 15:06 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 24 373 975224 Et9dt1wZ2J.jpg (Foto: dokumentasi ITS)
A A A

JAKARTA - Minat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk mengenal berbagai negara lain semakin tinggi. Hal itu terlihat dari animo mahasiswa yang sudah dan ingin terlibat dalam berbagai kegiatan internasional.

Salah satu kegiatan berskala internasional itu ialah organisasi kepemudaan terbesar di dunia yang dikenal dengan sebutan AIESEC. Dua hari membuka stand di ITS, AIESEC sukses menarik perhatian mahasiswa.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

''Dua jam stand dibuka, sudah ada lima mahasiswa yang berminat untuk mendaftar. Ada dua jenis formulir yang ditawarkan. Selain formulir untuk mendaftar sebagai partisipan program pertukaran ke negara lain, ada juga formulir untuk menjadi staf AIESEC chapter Surabaya," ujar University Committee Vice President of External Relation ITS Ferry Muhammad, seperti disitat dari ITS Online, Kamis (24/4/2014).

Menurut Ferry, antusiasme mahasiswa ITS terhadap hal-hal bernuansa internasional cukup tinggi. Hal ini terlihat dari angka dominansi jumlah staf AIESEC chapter Surabaya saat ini. ''Tak kurang dari 100 orang staf kami merupakan mahasiswa ITS,'' jelas pria berkacamata itu.

Dia menjelaskan, AIESEC memiliki dua program, yaitu Global Internship Program (GIP) dan Global Youth Ambassador Programme (GYAP). Perbedaannya, kata Ferry, terletak pada orientasi program.

"GIP merupakan program untuk mahasiswa yang ingin menjalani magang secara profesional di perusahaan luar negeri. Sedangkan GYAP berorientasi kepada pembelajaran antarbudaya dan melakukan proyek yang memberi efek positif kepada masyarakat," tutur Ferry.

Ferry menyebut, terdapat lima orang partisipan asal ITS yang menempuh program GIP sebelumnya. Sedangkan untuk program GYAP mencapai 30 orang.

"GIP merupakan program diadakan selama masa liburan musim panas berlangsung. Lain halnya dengan GYAP yang paling lama ditempuh selama enam minggu dan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali," urai mahasiswa Jurusan Teknik Fisika itu.

Sayang, lanjutnya, minat mahasiswa ITS yang tinggi terhadap program internasional itu sering terhalang biaya. Maka, AIESEC Surabaya pun tengah berusaha bekerjasama dengan ITS untuk memberangkatkan mahasiswa berprestasi ITS pada program GYAP secara gratis.

'Ini pula yang ingin kami canangkan di kampus ITS seperti halnya di kampus-kampus lain,'' papar mahasiswa angkatan 2012 itu.

Di akhir, Ferry juga berpesan sudah seharusnya mahasiswa memiliki pengetahuan, wawasan, dan pengalaman berskala internasional mengingat persaingan yang semakin sengit di era globalisasi. ''Kehadiran program berskala internasional mestinya menjadi peluang bagi mahasiswa ITS,'' tutup Ferry.

(ade)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini