Share

Kemas Biogas dalam Tabung Tak Bisa Sembarangan

Margaret Puspitarini , Okezone · Jum'at 25 April 2014 09:14 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 24 373 975469 QgxhVNFKJy.jpg Ilustrasi tabung gas. (Foto: Widi Agustian/Okezone)
A A A

JAKARTA - Mengemas biogas yang mengandung unsur metana dalam tabung tidak semudah LPG. Sebab, metana merupakan salah satu gas yang tidak mudah berubah menjadi cairan serta sensitif dengan tekanan yang terlalu tinggi.

Salah seorang peneliti asal Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Wiratni menyebut, untuk menjadi generator listrik, biogas harus terlebih dahulu melewati proses pemurnian. Tidak hanya itu, untuk menghindari kebutuhan akan tekanan yang tinggi dalam penyimpanan biogas, Wiratni dan empat rekannya menggunakan teknik penyimpanan dengan mengombinasikan sistem kompresi dan adsorpsi.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Sistem kompresi dan penyimpanan metana dalam tabung tidak dapat dilakukan secara serampangan, tetapi perlu studi lebih mendalam. Sebab, metana yang terdapat dalam biogas tidak dapat berubah langsung menjadi cairan seperti LPG.

"Pasalnya, metana termasuk gas yang bersifat non-condensable, tidak dapat langsung berubah menjadi cairan. Bahkan sampai tekanan dan suhu ekstrim. Tidak seperti LPG yang berubah menjadi cair pada tekanan tidak terlalu tinggi, kurang lebih delapan atm pada suhu kamar," ujar Wiratni, seperti dinukil dari situs UGM, Jumat (25/4/2014).

Di samping hal itu, lanjutnya, dengan sifat yang mudah terbakar, gas yang non-condensable semacam metana akan mengalami kenaikan suhu jika diberikan tekanan. "Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya ledakan saat proses kompresi sehingga pertimbangan keamanan harus diutamakan," imbuhnya.

Tekanan yang terlalu tinggi juga memungkinkan terjadi kebocoran gas selama penyimpanan. Dia menegaskan, sangat berbahaya jika mencoba menyimpan metana dalam tabung-tabung gas yang ada di pasaran karena tidak dirancang untuk menjamin keamanan penyimpanan metana.

"Sangat menyedihkan bahwa banyak kalangan mengeluarkan sejumlah publikasi penabungan metana secara asal-asalan tanpa prosedur assessment keamanan yang memadai. Kenyataan itu mendorong kami untuk membuat standar keamanan untuk proses purifikasi dan kompresi biogas sehingga dihasilkan SOP yang terjamin keamanannya untuk pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar motor dan pembangkit listrik," papar wanita kelahiran Yogyakarta, 7 Februari 1973 itu.

(ade)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini