Share

Kepentingan Politik Disinyalir Gagalkan Akuisisi Mandiri-BTN

Dani Jumadil Akhir , Okezone · Kamis 24 April 2014 10:51 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 24 457 975043 wj0YHCvqxV.jpg Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Sejumlah ekonom menyayangkan keputusan politis yang diambil Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam sesuai arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membatalkan rencana konsolidasi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Keputusan ini dinilai lebih bernuansa politis, daripada kepentingan strategis untuk membesarkan BTN dan mengatasi backlog (defisit) perumahan yang telah mencapai 15 juta unit.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Pengamat Ekonomi Yanuar Rizky mengatakan, konsolidasi BTN-Mandiri merupakan rencana lama yang seharusnya tidak perlu dipersoalkan. Apalagi tren perbankan dunia juga mengarah pada konsolidasi seperti yang dilakukan oleh Temasek Holding's dan Khasanah Berhad.

"Sangat disayangkan perdebatan yang muncul bukan pada substansi, tapi lebih banyak ke aspek politis. Padahal untuk memperkuat BTN, daripada melakukan right issue dan saham pemerintah terdilusi, konsolidasi adalah jalan terbaik. Hal itu juga yang dilakukan perbankan di negara tetangga," ucap Yanuar, di Jakarta, Kamis (24/4/2014).

Dia menambahkan, Indonesia tidak bisa menunda lagi proses konsolidasi perbankan. Pasalnya hal itu sudah dilakukan negara lain dalam lima tahun terakhir dalam menghadapi MEA. "Pemerintah baru harus punya sikap yang jelas terhadap upaya konsolidasi perbankan agar kita memiliki bank yang kuat di regional," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, sinergi Mandiri-BTN sesungguhnya sangat strategis untuk melahirkan bank yang kuat dan mampu menjadi sumber pembiayaan bagi sektor perumahan di Indonesia yang butuh biaya besar. Menurutnya, jika hanya menggantungkan pada kondisi BTN saat ini akan sangat berat mengingat kapasitas modal dan sumber pendanaannya sangat terbatas.

"Sinergi Mandiri-BTN juga akan menjadikan kedua bank mampu bersaing dengan bank-bank asing yang semakin kokoh, baik di Indonesia maupun ASEAN," tambah dia.

Sementara, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan P Roslani, mengatakan konsolidasi BTN dan Bank Mandiri dianggap sebagai momentum yang tepat untuk melahirkan bank yang besar, kuat, dan memiliki daya saing untuk berbagai segmen pasar.

Dengan menjadi anak perusahaan Bank Mandiri yang didukung modal kuat, pendanaan besar dan jaringan yang luas, nantinya BTN akan memiliki ruang untuk bisa berkembang dan memaksimalkan potensi pasar perumahan yang semakin besar.

"Indonesia butuh bank yang besar dan kuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong ekonomi nasional agar tumbuh semakin tinggi. Konsolidasi ini juga dibutuhkan agar bank kita bisa menjadi pemain utama di dalam negeri dan ASEAN," pungkasnya.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini