Share

Pakai Dua Kurikulum Latih Siswa Jadi Negosiator

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Kamis 24 April 2014 19:18 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 24 560 975413 bYnxcjl18m.jpg Siswa ASBI saat belajar di kelas mereka. (Foto: Faisal Harahap/Okezone)
A A A

BOGOR - Saat ini, sekolah-sekolah di Indonesia sudah banyak yang bertaraf internasional. Tak heran di setiap sekolah bertaraf internasional memiliki dua kurikulum, yaitu kurikulum nasional dan kurikulum internasional.

Pastinya, sekolah tersebut berbeda dengan sekolah pada umumnya yang hanya menggunakan kurikulum nasional besutan Pemerintah Indonesia. Sehingga, sekolah bertaraf internasional mempunyai kualitas dan fasilitas yang berbeda. Hal ini karena mengikuti sistem dari kurikulum internasional walaupun diimbangi dengan kurikulum nasional.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Seperti Akademi Siswa Bangsa Internasional (ASBI), kurikulum yang kerap digunakan ASBI yakni milik Cambridge. Sekolah tersebut mengombinasikan kurikulum Cambridge di sejumlah mata pelajaran dan tetap menerapkan standar nasional.

Jangan khawatir, ASBI yang menerapkan kurikulum Cambridge tetap bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) kok. Bahkan, menurut beberapa pengalaman siswa dari sekolah yang mengadopsi kurikulum Cambridge dan mengikuti UN, materi yang diberikan tidak jauh berbeda. Kendati memang tingkat kesulitannya setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan UN yang hanya menerapkan kurikulum nasional saja.

Kepala Sekolah Akademi Siswa Bangsa Internasional (ASBI) Bogor, Wendy Armunando mengatakan, pelaksanaan dua jenis kurikulum baik standar nasional maupun kurikulum Internasional yang bernama Cambridge International General Certificate of Secondary Education (IGCSE) dan Cambridge International A/AS Level memupuk kemampuan sebagai komunikator, negosiator, pemecah masalah dan meningkatkan keterampilan inkuiri dan keterampilan akademis.

"Para siswa kelas X mendapatkan materi kurikulum internasional, ketika kenaikan kelas XI, para siswa mengikuti untuk tes kelayakan mana yang lebih pantas di tingkat nasional dan mana juga yang pantas di tingkat internasional," ujarnya di Akademi Siswa Bangsa Internasional (ASBI), Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/4/2014).

Wendy melanjutkan, untuk mata pelajaran (mapel) di kurikulum internasional tidak jauh berbeda dengan kurikulum nasional, karena komposisi kurikulum internasional 60 persen dan kurikulum nasional 40 persen.

(ade)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini