Share

Pulau Jawa Terancam Krisis Listrik, Ini Alasannya

Petrus Paulus Lelyemin , Okezone · Jum'at 25 April 2014 12:11 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 25 19 975713 PT1iGX97nX.jpg Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Pemerintah hari ini kembali membahas nasib proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah. Proyek ini, telah terlantar selama empat tahun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, jika hingga 2017-2018 proyek tersebut tidak juga terealisasi, maka ketersediaan listrik di Pulau Jawa terancam mengalami krisis.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Apabila ini gagal, karena dia memasok 30 persen kebutuhan Jawa, kalau ini tidak terpasok pada 2017-2018, artinya akan ada defisit di Jawa," tutur Hatta usai memimpin rapat koordinasi terkait pelaksanaan proyek tersebut, di kantornya, Jakarta, Jumat (25/4/2014).

Pemerintah tetap optimistis pembangunan PLTU Batang tetap akan terealisasi, walaupun hingga saat ini masih terkendala dengan pembebasan 29 hektare lahan yang masih harus diselesaikan.

"Kita meminta kepada pengembang untuk terus itu dituntaskan, karena ini sudah perpanjangan yang kedua. Kita optimis dengan berbagai pendekatan untuk menuntaskan itu," terangnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Nur Pamudji mengungkapkan, pembangunan PLTU Batang merupakan titik vital penanggulangan potensi krisis listrik yang merongrong Indonesia khususnya ibukota.

Untuk itu dirinya menegaskan, upaya penanggulangan potensi krisis harus diseriusi sejak sekarang. "Kalau proyek (PLTU) Batang tertunda bisa terjadi krisis listrik. Jalan kelarnya kita siapkan pembangkit. Kalau tidak mau krisis harus diupayakan penanggulangannya sekarang, karena tanpa pembangkit akan sulit," tutur Pamudji.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini