Share

Beragam Rekomendasi Analis Saham

Senin 21 Juli 2014 11:51 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 21 226 1015646 8LLvK6Gt7O.jpg Ilustrasi IHSG. (Foto: Okezone)
A A A

Setelah membulatkan tekad untuk berinvestasi di pasar modal, calon investor tentu akan datang ke perusahaan efek untuk membuka rekening investasi. Sales equity akan melayani investor untuk hal tersebut, kemudian dari sisi eksekusinya atau transaksi jual-belinya, investor akan dibantu seorang broker.

Dewasa ini, sejak transaksi perdagangan lebih banyak dilakukan secara online, broker lebih banyak berperan untuk melayani kebutuhan konsultasi investor, karena mereka lebih banyak memantau pergerakan pasar serta informasi yang muncul secara harian.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Selain mereka, profesi yang perlu diketahui yaitu analis pasar modal. Tugasnya melakukan analisa terhadap saham, baik fundamental ataupun teknikal. Hasil riset berupa rekomendasi biasanya dipublikasi melalui media massa maupun diberikan kepada para investornya secara khusus. Para analis saham ini biasanya bernaung di perusahaan sekuritas atau perusahaan riset pasar modal.

Hasil riset para analis tersebut biasanya menjadi referensi investor pasar modal dalam mengambil keputusan investasi terhadap sebuah efek. Untuk itu calon investor perlu memahami sejumlah istilah yang muncul dalam laporan hasil riset atau rekomendasi analis maupun broker terjadap investor.

Dalam menjalankan tugasnya, analis memprediksi bagaimana permintaan dan pasokan dimasa mendatang, serta menganalisa harga saham yang mungkin akan terbentuk karenanya. Misalnya seperti dibahas pada tulisan sebelumnya, analisis teknikal saham sebagai salah satu alat bagi analis yang berfungsi untuk mengidentifikasikan suatu tren atau pola yang berulang dari pergerakan harga saham.

Analisis terhadap tren dan pola pergerakan harga saham diupayakan untuk mendapatkan keuntungan. Kesimpulan hasil analisis teknikal dipakai untuk mendasari rekomendasi.

Dalam menganalisis kondisi pasar, analis sering menggunakan beberapa istilah yang menggambarkan kondisi pasar, diantaranya kondisi bullish dan kondisi bearish. Bullish biasa digunakan untuk menggambarkan sinyal pasar akan membaik sebagai akibat kenaikan harga saham dan diikuti dengan kenaikan volume perdagangan.

Sedangkan istilah bearish digunakan untuk mengilustrasikan sinyal pasar yang akan memburuk sebagai dampak penurunan harga saham yang diikuti penurunan volume perdagangan yang tinggi.

Berdasarkan kondisi pasar, analis atau broker memberi rekomendasi kepada investor atau publik sehubungan dengan saham tertentu. Misalnya, kapan harus mengambil aksi profit taking, cut loss, hold, atau wait and see.

Profit taking atau aksi ambil untung, biasanya akan direkomendasikan oleh analis pada saat melihat harga meningkat. Berdasarkan rekomendasi tersebut, aksi ini bisa akan dilakukan  trader dengan  menjual saham mereka pada saat harga meningkat.

Berinvestasi di saham memiliki risiko terjadinya pelemahan harga yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan ekonomi yang memburuk, sentimen negatif dari luar perusahaan, atau kinerja perusahaan yang menurun. Karena itulah cut loss menjadi salah satu hal penting dalam berinvestasi di bursa.

Misalnya saham XYZ dibeli di harga rata rata Rp7.800, karena berpendapat bahwa perusahaan menjadi satu-satunya perusahaan tambang yang kinerjanya masih cukup bagus, sementara perusahaan-perusahaan batubara yang lain mengalami penurunan laba.

Namun ternyata kinerja XYZ juga ikut turun, sehingga akhirnya menjualnya lagi di harga Rp5.000, karena berpendapat bahwa kalaupun saham tersebut tidak turun lebih rendah lagi, namun dia juga tidak memiliki alasan untuk naik kembali ke posisi misalnya Rp6.000, mengingat kinerjanya memburuk dan sektornya sendiri juga masih belum pulih.

Ada juga posisi hold, yang direkomendasikan analis dengan  melakukan akumulasi saham atau mulai menahan posisi sambil melihat perkembangan pasar. Buy on strength direkomendasikan saat saham memiliki volume yang kuat sebagai pemicu kenaikan harganya maka saat itulah kita membelinya Sementara itu, buy on weakness direkomendasikan agar investor atau trader  membeli saham pada saat pasar sedang melemah.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini