Share

Anti Galau, Bahan Bakar Alternatif dari Air Laut

Margaret Puspitarini , Okezone · Selasa 22 Juli 2014 07:10 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 21 372 1016018 FYkQkC8TFI.jpg Foto : Anti Galau, Bahan Bakar Alternatif dari Air Laut/UB
A A A

JAKARTA - Beragam bahan bakar alternatif dihasilkan para mahasiswa untuk menjawab krisi bahan bakar minyak yang melanda Indonesia, tak terkecuali mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yang menghasilkan alat penghasil gas hidrogen.

Mereka adalah Ari Dwi Saputro, Prehardi Suryo Prasetyo, Nur Aulya Fauzia, dan Muhammad Irfan. Keempat mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian itu menciptakan sistem alat Alternatif Energi Gas Hidrogen Air Laut atau yang disingkat dengan Anti Galau.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Alat ini merupakan alat elektrolisis air laut sebagai penghasil gas hydrogen. Gas ini merupakan alternatif sumber energi yang berasal dari bahan alami yang tidak terbatas, yaitu air laut.

"Indonesia merupakan negara kepulauan, potensi tersebut wajib dimanfaatkan semaksimal mungkin. Melalui proses elektrolisis, maka akan didapat gas hidrogen murni dari air laut," kata Ari Dwi Saputro, seperti disitat dari situs resmi UB Prasetya Online, Selasa (22/7/2014).

Di bawah bimbingan Dimas Firmanda Al Riza, alat tersebut dapat terealisasi secara fungsional maupun struktural untuk dapat memproduksi gas hidrogen secara optimal. Alat ini juga didukung komponen alat yang bekerja secara berkesinambungan, antara lain panel surya dan aki sebagai sumber tenaga, PWM controller sebagai pengatur besarnya tenaga yang masuk, reaktor elektrolisis sebagai tempat terjadinya proses elektrolisis, elektroda tembaga sebagai media elektrolisis, dan selang sebagai penyalur gas hidrogen hasil elektrolisis.

"Sistem kerja alat Anti Galau diawali dengan dimasukkannya bahan air laut ke dalam reaktor elektrolisis, kemudian aki yang telah menyimpan sumber energi dari konversi energi matahari panel surya dinyalakan. Tunggu proses selama sekira 15 menit hingga muncul gelembung-gelembung udara di sekitar elektroda di dalam reaktor," jelasnya.

Gelembung-gelembung tersebut, lanjutnya, menandakan proses elektrolisis telah berlangsung. Kemudian selang disambung dengan wadah penyimpanan untuk menampung gas hidrogen.

"Gas hidrogen tersebut selanjutnya dapat dimaksimalkan sebagai biofuel pengganti bagi kendaraan bermotor maupun mesin-mesin yang proses kerjanya bergantung pada BBM," ungkap Ari.

Penggunaan gas hidrogen sebagai bahan bakar massal memiliki sejumlah keunggulan. Pertama, tidak menimbulkan emisi. Kedua, proses pembuatannya mudah dengan bahan baku yang berlimpah.

"Walaupun masih dalam tahap perkembangan, diharapkan Anti Galau dapat menjadi solusi alternatif yang inovatif dalam mengatasi krisis energi di Indonesia. Sebagai negara berkembang yang ingin maju, maka sudah saatnya masyarakat Indonesia mendukung gerakan untuk mengkonsumsi energi alam yang ramah lingkungan tanpa merusak bumi yang dipijak," imbuhnya.

(mrg)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini