SOLO - Forum Rektor Indonesia mendesak kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera menyelesaikan rekapitulasi hasil perhitungan suara Pilpres sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yakni 22 Juli besok.
Penundaan pengumuman Pilpres dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi publik dan rasa ketidakpercayaan terhadap kinerja KPU.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Ketua Forum Rektor Indonesia Ravik Karsidi menyatakan, jika penundaan dilakukan akan menimbulkan gejolak di masyarakat khususnya di tingkat grass root. KPU saat ini sedang menjalankan amanat UU untuk memastikan pemilu berjalan lancar.
Ravik yang juga Dekan Universitas Sebelas Maret (UNS) juga menghimbau kepada semua pihak untuk menghargai proses penghitungan akhir rekapitulasi suara nasional.
"Jika hasil rekapitulasi ditemukan ada masalah, nanti tempatnya di Mahkamah Konstitusi saja untuk mengadukannya. Yang penting KPU harus yakin benar hasil penghitungan suara tersebut" jelasnya di Solo, Jawa Tengah Selasa (22/7/2014),
Ravik juga menyebutkan penghitungan rekapitulasi suara nasional jangan sampai dinodai dengan hal yang nantinya bisa mendelegitimasi KPU.
"Ini saatnya memberi kepercayaan penuh pada KPU yang telah bekerja keras dan transparan," terangnya lagi.
Ravik juga mengingatkan jangan sampai waktu yang tinggal sehari ini justru mempermasalahkan kinerja KPU. Sebab pada siapa lagi akan mempercayakan untuk menegakkan demokrasi elektoral kita.
"Jadi kepada pasangan Calon Presiden, Parpol pendukung, tim pemenangan dan juga relawan kedua belah pihak untuk menerima apapun hasilnya besok secara baik dan bisa menerima kekalahan secara bermartabat," pungkasnya.
(faj)