JAKARTA - Moratorium yang dikeluarkan pemerintah DKI Jakarta sejak 2011 mampu menekan laju pertumbuhan mal di Ibu Kota. Berdasarkan riset yang dilakukan Konsultan Properti Colliers, pertumbuhan suplai ritel di Ibu kota hanya 3,3 persen dari 2011 hingga 2014.
"Moratorium membuat tren ritel bergeser ke Jakarta Timur dan Barat. Sekitar 7 dari 13 mal yang akan dibangun pada 2014 hingga 2017," ucap Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto pada Okezone di Jakarta.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Ia menyebut, hanya ada satu proyek akan selesai pada kuartal II-2014, yaitu St Moritz. Sementara pada 2015 hingga 2017 mendatang, Jakarta akan disesaki dengan 473.000 meter per segi ruang ritel baru. Ruang ritel tersebut diantaranya The New Harco Plaza, Jatinegara City dan Mall at Green Pramuka City.
Sementara itu, untuk bagian kawasan suburban, pertumbuhan suplai ritelnya jauh lebih tinggi, yakni 5 persen per tahun 2014 hingga 2017. Ferry menyebut, untuk kawasan Bodetabek, suplai mal akan lebih banyak berada di Bekasi dan Tangerang.
"Hal ini dipicu karena pada kawasan ini apartemen dan landed housenya terus tumbuh. Potensi mal itu kan dilihat dari perkembangan dari penduduk sekitarnya," tambah Ferry.
Pada akhir 2014, data Colliers mencatat akan ada dua mal yang akan dibuka. Kedua mal tersebut diantaranya AEON MAll BSD City di Serpong dan Centro Cinere di Cinere.
Sementara, mal-mal yang akan dibangun pada 2015 hingga 2017 dikawasan Bodetabek ada 10 mal dengan dominasi wilayah di Bekasi dan Tangerang.
(wdi)