Share

APPMI Yakin Fashion Muslim Indonesia Hipnotis Dunia

Raiza Andini, Okezone · Rabu 23 Juli 2014 21:03 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 23 29 1017165 PQTvCBxsQe.jpg Indonesia akan menjadi kiblat fashion muslim dunia (Foto : Okezone)
A A A

SELURUH desainer Indonesia memiliki cita-cita untuk menaikkan pamor fashion Tanah Air sebagai kiblat busana Muslim dunia. Hal ini dibutuhkan komitmen dari perancang busana demi menampilkan yang terbaik. 

 

Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) yang digawangi Taruna K Kusmayadi, menggelar media gathering untuk mendiskusikan seputar apa yang diperlukan desainer guna merealisasikan cita-citanya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

Kreativitas desainer busana muslim saat ini memang bergairah, banyak yang menawarkan ragam tren terbaru untuk menjadi pilihan gaya pasar. Jika ditelusuri di berbagai pasar mode yang tersebar di Indonesia, model yang ditawarkan mayoritas duplikasi dari beragam busana non-hijabers.

 

Untuk memberikan arahan kepada masyarakat seputar busana Muslim Taruna, bersama Dina Midiani, Feni Mustafa founder brand Shafira, Windri Nur Zahra dari desainer independen dan Errin Ugaru menjelaskan seputar busana Muslim yang sebenarnya, jika ingin menjadikan Indonesia sebagai kiblat fashion Indonesia.

 

“Aturan yang benar adalah menutup aurat, tidak menggunakan bahan transparan, tidak membentuk lekuk tubuh, hijab yang menutup kepala sampai dada dan terdapat tambahan baju tidak boleh sampai lebih dari kaki dan gak boleh ada hiasan serta ornamen atau stilasi bentukan manusia atau binatang,” tutur Taruna di MDL Restaurant, Kota Kasablanka, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (23/7/2014).

 

Dari ragam pakem yang disuguhi syariat Islam seputar busana Muslim, para perancang pun  tidak mengalami kesulitan mengemas busana Muslim sesuai dengan kreativitasnya masing-masing. Jetty R Hadi atau akrab disapa Tilla, mengatakan busana tidak memiliki agama, jadi terserah pada kreativitas desainer soal pengemasan rancangan mereka. Terpenting adalah kadar keimanan pemakainya, apakah dia tergolong Islam yang taat sehingga harus mengenakan busana Muslim yang disyariatkan atau biasa saja.

 

“Bagaimana orang berpakaian lewat gayanya masing-masing. Busananya itu sendiri gak ada agamanya. Orang yang memakai busana tersebut menjadikan nama busana sebagai busana Muslim, sebab yang mempergunakan memakai jilbab,” imbuhnya.

 

Dengan berkembangnya busana Muslim yang pesat hasil kreativitas pelaku industri fashion baik itu perancang dan pengusaha, membuat masyarakat terdorong untuk mengenakan jilbab sebagai style baru.

 

Lalu, muncullah istilah fashion busana Muslim gaul tanpa menghilangkan identitas “Islam” dari caranya berpakaian. Untuk itu, masyarakat yang diwakili media mode Tanah Air ditunjuk untuk sama-sama bersinergi dalam mewujudkan cita-cita para desainer busana Muslim di 2025.

 

“Kita ingin desainer lebih bergairah mengembangkan ide, para kostumer juga cerdas dan mau memakai rancangan desainer lokal. Hal ini tidak akan sampai ke telinga masyarakat jika tidak ada peran media sebagai corong awal isu ini dikembangkan ke masyarakat luas,” tutupnya. (jjs)

(ren)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini