Share

Ditjen EBTKE: Mati Lampu 2 Menit, Heboh Setengah Mati

Dani Jumadil Akhir , Okezone · Kamis 24 Juli 2014 17:15 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 24 19 1017668 9PAWSzDDCf.jpg Ditjen EBTKE: Mati Lampu 2 Menit, Heboh Setengah Mati (Ilustrasi: Reuters)
A A A

JAKARTA - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani oleh pihak Kementerian Kehutanan tentang program Pengembangan Bioenergi berbasis Hutan Energi saat penting.

"Saya katakan, ini milestone yang penting, kenapa ini penting? Pentingnya dalam konteks pengelolaan energi nasional, karena energi sudah jadi kebutuhan nasional. Mati lampu aja dua menit doang, hebohnya setengah mati, mau mandi susah," ucap Rida usai Penandatangan MoU di Kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta, Kamis (24/7/2014).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menurut Rida, pasalnya saat ini Indonesia dalam penyediaan energi masih ketergantungan dengan fosil fuel masih tinggi, hampir 96 persen. Padahal energi dari fosil fuel itu bakal terus berkurang setiap tahunnya.

"Contohnya di wilayah Sumatera Utara, yang sudah krisis listrik, lalu pada tahun 2018 dikatakan Jawa Bali juga bisa kaya Sumut, yang krisis listrik. Itu dari sisi listrik, belum dari sisi BBM. Apalagi mobil terus nambah, otomatis BBM juga akan nambah," tegasnya.

Menurut Rida, krisis indikator seperti itu sudah disadari dan harus di jalankan untuk mencegahnya karena sudah punya komitmen untuk menanggulangi krisis energi.

"Untung-untung menundanya atau bahkan syukur-syukur enggka ada. Apalagi untuk capai pertumbuhan ekonomi enam persen itu harus ada pembangunan. Itu harus ada tangani, tidak hanya dari satu sektor, harus sinergi termasuk dengan Kemenhut," sebutnya.

Sehingga kata Rida, MoU ini juga salah satu untuk penyelesaian masalah energi saat ini dan ke depan. Karena ditakutkan akan terus bergantung dengan energi yang berasal dari fosil (minyak) yang padahal produksinya terus turun.

"Seperti manusia saja, semakin tua, biaya operasinya makin besar. Karena sifatnya alami, itu decline terus sehingga apa? ketergantungan impor BBM kita tinggi, artinya kedaulatan energi kita enggak punya dan carut-marut," tegasnya.

(rzy)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini