KINI, banyak pasangan menempuh langkah penyelesaian masalah rumah tangga dengan jalur bercerai. Untuk meminimalisir kasus perceraian, pihak terkait harusnya membantu memediasi dengan pendekatan tertentu.
Makin banyaknya kasus perselingkuhan yang dilakukan pria beristri juga berdampak kepada jumlah perceraian. Dalam menempuh langkah perceraian, biasanya kedua pihak akan dibantu mediasi untuk meyakinkan kembali keputusannya untuk berpisah.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Menurut psikolog Drs. Lukman S. Sriamin, M.PSi., pihak mediator yang notabene berasal dari pengadilan kurang bisa membantu dalam mediasi pasangan berniat cerai. Mereka umumnya menasehati pasangan dari satu pendekatan, yakni pendekatan agama.
“Seharusnya lembaga-lembaga fungsinya membantu mediasi pasangan yang ingin bercerai lebih ke pendakatan secara psikologis,” katanya kepada Okezone melalui sambungan telefon, belum lama ini.
Dia menambahkan, pendekatan psikologis daripada agama harus difungsikan oleh lembaga perkawinan. “Karena belum tentu pihak yang sedang bermasalah, jika diajak berbicara bisa memahami dari segi agama. Harus dari segi psikologis,” simpul pengamat psikodinamika masyarakat dari Universitas Indonesia (UI) ini.
(ren)