Share

Masyarakat Tak Menolak Pembangunan Pabrik Semen Indonesia

Rizkie Fauzian , Okezone · Kamis 24 Juli 2014 22:12 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 24 320 1017857 2Q5LKpuaaB.jpg Masyarakat tak menolak pembangunan pabrik semen Indonesia (Ilustrasi: Okezone)
A A A

JAKARTA - Rencana pembangunan pabrik baru milik PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) hingga kini masih diwarnai dengan silang pendapat. Seperti diketahui, sebelumnya perseroan berencana membangun pabrik di Rembang Jawa Tengah.

Rencana pembangunan tersebut, sempat diwarnai oleh aksi demonstran yang menolak pembangunan pabrik semen tersebut. Namun kini warga setempat justru menyatakan bahwa demonstrasi tersebut tidak mencerminkan aspirasi warga yang sebenarnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Dari lima desa yang lokasinya dijadikan lahan pabrik, yang ikut demo hanya dua desa. Itu pun tidak semua yang ikut, hanya minoritas saja," ujar salah satu perwakilan masyarakat desa, saat mengajukan laporan kepada Komnas HAM, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan bahkan pada Presiden RI melalui Sekretariat Negara (Sesneg), Rabu (24/7/2014).

Menurutnya, jika jumlahnya dikumpulkan mereka yang ikut demonstrasi itu maksimal 500 orang, padahal jumlah warga dari lima desa itu sekitar 4.000 kepala keluarga. Jadi demonstrasi tersebut jelas tidak bisa mengatasnamakan warga.

Laporan yang dilakukan oleh warga tersebut adalah karena bentuk keprihatinan warga terhadap aksi demonstrasi yang justru melibatkan wanita dan anak-anak untuk bermalam di hutan meninggalkan rumah dan keluarga. Pada dasarnya, Suharti menjelaskan, warga lima desa di kawasan lahan pabrik tidak mempermasalahkan adanya pendapat yang menolak terhadap rencana pembangunan pabrik semen oleh Semen Indonesia.

"Kami berharap agar para kepala keluarga saja yang turut berdemonstrasi tanpa melibatkan anak-anak dan wanita karena kasihan melihat anak-anak diajak demo, tidur di hutan, lalu bernyanyi yang kurang pantas soal pembangunan pabrik. Lalu wanita-wanitanya ini bahkan diajak telanjang untuk aksi demo, apa ini sudah bener? Kan nggak. Ini yang kami laporkan ke Komnas HAM, KPAI dan juga ke Presiden biar jadi perhatian,” tutur Suharti.

Untuk mengajukan laporan tersebut, dirinya ditemani oleh Juwahir, Sukir dan juga Adi Purwoto sebagai perwakilan dari lima desa yang menjadi tempat bakal dibangunnya pabrik semen. Bukannya menolak, Suharti justru menekankan bahwa sebagian besar warga lima desa tersebut sangat berharap agar pabrik segera berdiri dengan harapan dapat memunculkan lapangan kerja bagi warga sekitar.

“Ya kan harapannya lapangan kerja makin luas, setelah selama ini kami hanya bergantung pada kegiatan tani. Semua warga berpikir seperti itu. Hanya mereka ini, segelintir orang yang pikirannya sudah dihasut oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dari luar, yang menolak pembangunan pabrik. Kami (warga) sih tidak pernah menolak,” ungkapnya.

(rzk)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini