Share

Seleksi Mawapres Nasional Bantu Ojan Kembangkan Diri

Margaret Puspitarini , Okezone · Kamis 24 Juli 2014 18:04 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 24 373 1017516 VEanQCJDVE.jpg Mahasiswa ITB Fauzan Reza Maulana mendapat kesempatan mengembangkan diri dengan mengikuti seleksi mahasiswa berprestasi nasional. (Foto: dok. ITB)
A A A

JAKARTA - Untuk menyandang gelar mahasiswa berprestasi (mawapres) tingkat nasional, para mahasiswa harus mengikuti serangkaian seleksi yang cukup ketat. Apalagi perwakilan masing-masing perguruan tinggi negeri (PTN) itu harus bersaing dengan para mahasiswa yang berasal dari seluruh penjuru Tanah Air.

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) Fauzan Reza Maulana pun berbagi cerita tentang proses seleksi hingga akhirnya terpilih sebagai juara dua dalam mawapres nasional 2014. Ojan -begitu dia biasa disapa- menyatakan, sebagai perwakilan ITB, dia harus bersaing dengan mawapres dari PTN lain untuk masuk dalam babak 15 besar.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dia menyebut, untuk mencapai 15 besar mawapres nasional, secara teknis ada beberapa berkas yang harus dikumpulkan. Mulai dari karya tulis ilmiah beserta ringkasannya dalam bahasa Inggris, daftar prestasi, dan video dalam bahasa Inggris yang menerangkan ringkasan karya tulis ilmiah tersebut.

"Saat melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan bersamaan dengan pelaksanaan UAS. Maka saya harus bisa mengatur waktu lebih baik agar efektif dan dapat menyelesaikan seluruh persyaratan dengan tepat waktu," tutur Ojan, seperti dilansir dari situs ITB, Kamis (24/7/2014).

Setelah menjadi 15 besar mawapres nasional, Ojan harus mengikuti mengikuti psikotes. Kedua, ada pengujian penguasaan bahasa Inggris dalam bentuk pidato. Ketiga, Ojan diwawancarai oleh pihak penyelenggara untuk memverifikasi 10 prestasi yang dimiliki. Keempat, karya tulis ilmiah yang telah dikumpulkan harus dipresentasikan di hadapan dewan juri.

Beruntung, selama menjalani seleksi, mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2011 itu mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekatnya. Tidak hanya orangtua, dosen dan teman-teman Ojan pun senantiasa memberikan dukungan baginya.

"Dukungan yang paling besar dalam penyusunan karya tulis saya ada pada dosen pembimbing saya, yaitu Ibu Ayu. Selain itu, terdapat pula beberapa masukan yang diberikan oleh teman-teman saya dari Himpunan Mahasiswa Sipil," paparnya.

Menurut putra pasangan Cahya Maulana dan Amalia Ernawaty Maulana itu, sebuah kompetisi selalu menjadi sarana untuk mengembangkan diri. Termasuk dalam seleksi mawapres nasional yang diikutinya itu.

"Seleksi mawapres nasional ini merupakan wadah yang baik untuk mngembangkan diri saya. Karena saya ingin mendorong diri saya terus berkembang, dapat mencoba hal-hal baru, serta dapat mengeluarkan potensi saya agar dapat berkontribusi untuk Indonesia," tutup pemuda kelahiran Jakarta, 12 Oktober 1993 itu.

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini